Pendapat Emeraldina Darmidjas: Secara umum, kurikulum pendidikan di Korea Selatan memiliki standar akademis yang tinggi. Sistem pendidikan di Korea Selatan sangat kompetitif dan fokus pada prestasi akademis. Murid dituntut untuk lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah, diikuti dengan les tambahan dan belajar mandiri. Penggunaan teknologi dalam pendidikan sangat maju. Sekolah-sekolah di Korea Selatan termasuk terdepan dalam menggunakan alat-alat digital dan metode pengajaran yang inovatif. Kurikulum pendidikannya dirancang dengan standar yang sangat tinggi, terutama dalam aspek seperti sains, matematika, dan literasi.
Namun dampak dari tingginya tingkat kompetisi ini mengakibatkan tingginya tingkat stres dan tekanan mental yang dialami siswa. Tekanan pendidikan yang diperoleh pelajar di Korea Selatan menjadikan mereka sebagai pelajar paling tidak bahagia di antara negara-negara maju lainnya (Wulandari, Ardeni, Hilmin, & Novianti, 2023). Pelajar di Korea Selatan kerap kali tidak memperoleh kebebasan dalam menentukan pilihannya dalam menempuh pendidikan. Selain itu, ketidakpuasan orang tua terhadap hasil belajar anaknya juga menyebabkan banyaknya tindakan kekerasan dan hukuman yang mengancam kesehatan psikis dan mental anak-anak. Tuntutan untuk selalu menjadi sempurna ini kemudian membawa mereka pada tingkat stress yang tinggi sehingga tingkat bunuh diri di Korea Selatan termasuk yang tertinggi di dunia. Pada paruh pertama 2023, 197 remaja bunuh diri yang menandai peningkatan sebanyak 18 persen dari tahun sebelumnya, menurut data yang dirilis oleh Yayasan Pencegahan Bunuh Diri Korea. Di antara kasus-kasus tersebut, 108 diantaranya merupakan pelajar perempuan, yang menunjukkan lonjakan 48 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya, dimana 73 pelajar perempuan bunuh diri.
Selain berdampak pada kesehatan mental, keinginan orang tua untuk membantu anak-anaknya mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang baik juga berdampak pada banyak kasus kecurangan, penyuapan, pemalsuan ijazah, dan kasus lainnya. Sepertinya Korea Selatan masih memiliki PR untuk membenahi sistem dan mekanisme terkait kesejahteraan mental siswa didiknya dengan menerapkan sistem pencegahan dan penanggulangan yang lebih komprehensif,
Dilihat dari aspek kesejahteraan, guru di Korea Selatan mendapatkan gaji yang lebih tinggi dan status sosial yang lebih baik dibandingkan dengan banyak negara lain. Dikutip dari sebuah artikel yang diterbitkan oleh Yayasan Bangun Kesejahteraan Bangsa (2023), gaji guru di Korea Selatan sekitar $60,185. Angka yang terbilang tinggi ini mencerminkan prioritas yang diberikan oleh pemerintah Korea Selatan terhadap kesejahteraan dan penghargaan terhadap peran guru dalam sistem pendidikan yang sangat kompetitif. Dengan standar akademik yang tinggi dan persaingan ketat di dunia pendidikan, gaji guru yang signifikan ini dapat dianggap sebagai strategi untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pengajaran di negara tersebut. Angka ini menyoroti nilai tinggi yang diberikan pada profesi pendidikan dalam mendorong kemajuan pendidikan di Korea Selatan.
Pendapat Usi Juwita Heryani : Korea Selatan merasa bahwa pendidikan adalah hal yang utama agar sistem sosial masyarakatnya dapat terbentuk dengan optimal. Usaha untuk mencapai status sosial tertentu sangat terlihat dari bagaimana masyarakat di sana bersaing untuk mendapatkannya. Negara Korea Selatan sangat terobsesi dengan pendidikan. Pendidikan sangat ditekankan keras kepada para pelajar sehingga seperti orang gila. Selama bertahun-tahun para pelajar pergi ke sekolah sejak pukul 7 pagi sampai lewat tengah malam. Hal ini terjadi disebabkan seusai  sekolah, pelajar wajib mengikuti pendidikan khusus guna meningkatkan kinerja akademis para pelajar. Para pelajar diprioritaskan untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang sangat ketat seleksinya, guna mendukung masa depan pelajar. Sekolah-sekolah di Korea Selatan juga sangat memprioritaskan penggunaan bahasa asing, seperti Inggris, Jerman, Cina, Spanyol, dan lain-lain. Oleh karena itu, setelah lulus sekolah, banyak dari mereka yang menuntut ilmu di universitas-universitas ternama di seluruh dunia.Â
Kebanyakan orang tua dan juga para guru di Korea Selatan menganjurkan anak-anak mereka untuk berprofesi sebagai insinyur atau dokter. Posisi atau jabatan tertentu dapat menunjukkan sebuah status yang lebih baik dalam masyarakat Korea Selatan. Budaya Korea Selatan adalah salah satu hal yang membuat sistem pendidikan di Korea Selatan seperti saat ini. Menariknya, pertimbangan yang penting bagi seorang pimpinan adalah di universitas mana mereka menempuh pendidikan, bukanlah kepribadian atau pengalaman kerjanya. Berdasarkan alasan itulah, lulusan-lulusan SMA di Korea Selatan akan berusaha yang terbaik untuk masuk dan juga lulus di universitas-universitas terbaik di negeri itu, sekalipun peluangnya tidak besar. Ini menjadi alasan mereka mau untuk belajar mati-matian dengan jam belajar yang sangat lama ketika masih duduk di bangku sekolah.Â
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan pendidikan di korea selatan  dapat menjadi bukti bahwa Korea Selatan juga menggunakan sektor pendidikan sebagai bagian dari upaya diplomasi negaranya ke dunia internasional. salah satu tujuan pendidikan di Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa identitas nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan nasional, serta menanamkan sifat patriotisme. Jika tidak jadi manusia yang unggul, kami akan mati. Itulah prinsip yang dipegang bangsa Korea Selatan. Tidak heran bangsa ini dapat maju karena kebijakan pemerintahnya fokus mengembangkan dunia pendidikan.Â
Daftar Pustaka
Mesra, R., & Tuerah, P. R. (2024). Studi Komparatif Sistem Pendidikan di Korea Selatan dengan Indonesia. COMTE: Journal of Sociology Research and Education, 1(1), 17-25.
Chun, S., Lee, O., & Kim, D. J. (2023). An Explanation of the ICALT Instrument's Measurement of Teaching Quality in Relation to Teacher Education and Policy in South Korea. In Effective Teaching Around the World: Theoretical, Empirical, Methodological and Practical Insights (pp. 299-315). Cham: Springer International Publishing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H