Mohon tunggu...
MUZDALIFAH ARROBBY UINJKT
MUZDALIFAH ARROBBY UINJKT Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah

Jurnalistik (11220511000034)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tasawuf dalam Islam: Konsep, Perbedaan, dan Tujuannya

27 Desember 2023   14:25 Diperbarui: 27 Desember 2023   14:30 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Materi ini di ambil dari buku kuliah akhlak tasawuf karangan Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail.


Tasawuf, sebagai dimensi spiritualitas dalam Islam, menjadi topik pembahasan yang menarik. Pertama, apakah tasawuf adalah bagian dari ajaran Islam? Tasawuf dianggap sebagai bagian integral jika konsepnya sejalan dengan akidah dan praktiknya sesuai dengan syariat Islam. Jika tidak, dapat dikategorikan sebagai tasawuf yang tercampur dengan kebatinan.

Selanjutnya, perbedaan antara tasawuf Al-ashilah dan tasawuf Al-dakhilah terletak pada fokusnya. Al-ashilah lebih menonjolkan tindakan lahiriyah, sementara Al-dakhilah menitikberatkan pada dimensi batiniah.

Tasawuf Al-ashilah memiliki lima corak, melibatkan sumber dari Al-Qur'an, sunah Nabi, akhlak mulia, penggabungan ilmu dan amal, serta menjadikan para tokoh Islam sebagai model. Tujuannya adalah mencapai keberhasilan rohaniah melalui ketaatan pada aturan agama.

Tujuan pengamalan tasawuf sendiri adalah mendekatkan diri kepada Allah, bahkan menyatu dengan-Nya melalui cara tertentu seperti maqamat dan ahwal. Pentingnya tasawuf pada zaman modern terletak pada kemampuannya memberikan dimensi spiritual dan etika di tengah kehidupan materialistik.

Tazkiyat al-nafs, sebagai langkah pengembangan diri, memiliki tujuan akhir mencapai kualitas moral yang luhur (Akhlakul Hasanah). Orang beriman melaksanakannya untuk mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan keimanan, dan mengembangkan akhlak yang baik.

Langkah-langkah tazkiyat al-nafs melibatkan beristigfar, tobat nasuhah, menjauhkan dari sifat kebinatangan, dan pendidikan rohani. Hubungannya dengan maqamat dan ahwal terletak pada peranannya dalam membentuk tingkatan spiritual dan mengelola keadaan spiritual seorang individu.

Maqamat dan ahwal sendiri memiliki persamaan dalam konteks perjalanan rohaniah, tetapi perbedaannya terletak pada cara memperolehnya. Maqamat diperoleh melalui usaha dan konsistensi, sedangkan ahwal diberikan oleh Allah sebagai hadiah kepada hamba-Nya yang berhasil menyelesaikan perjalanan rohaniah dengan baik.

Dengan demikian, tasawuf, tazkiyat al-nafs, maqamat, dan ahwal membentuk suatu jalinan konsep dan praktik dalam Islam yang memandu individu menuju kedekatan dengan Allah dan peningkatan kualitas spiritual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun