Mohon tunggu...
M Muzaqi
M Muzaqi Mohon Tunggu... Programmer - Ketua ACM GP Ansor Brebes

www.ansorbrebes.or.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Parenting: Anak Sukses Sekolah, Masa Depan Cerah

22 Agustus 2020   09:53 Diperbarui: 22 Agustus 2020   09:48 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita kembali lagi pada sesi sharing parenting. Sesi parenting kali ini kita akan membahas bagaimana caranya anak sukses sekolah, masa depan menjadi cerah? Pendidikan sangat penting dan banyak manfaatnya bagi anak. 

Tentunya orangtua perlu mendorong anak supaya sukses dalam bersekolah karena Pendidikan merupakan hak mendasar yang  harus dipenuhi. Pastikan anak-anak untuk memperoleh Pendidikan dari usia dini. Karena akan membantu anak siap bersekolah ke jenjang berikutnya.

Pendidikan bagi anak bisa dimulai dari rumah, dimulai dari saat anak dilahirkan ke dunia. Namun setelah usia anak sudah cukup untuk bersekolah di Lembaga Pendidikan, orangtua sebaiknya memasukan anaknya ke Lembaga Pendidikan, dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini hingga nanti ke tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Itu semua akan bermanfaat bagi anak-anak.

Pendidikan yang terkadang dilupakan adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) karena pembelajaran ini bukanlah suatu kewajiban yang disampaikan pemerintah seperti Pendidikan dasar hingga menenangah. Namun PAUD ini bisa menghantarkan anak untuk membantunya lebih siap Ketika memasuki jenjang Pendidikan dasar (SD atau MI). 

Ini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk mendapatkan pelajaran yang lebih baik bahkan punya peluang besar untuk meraih kesuksesan di masa mendatang. 

Oleh karena itu, jika usia anak telah mencukupi, masukanlah anak ke jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk mempercepat anak mendapatkan Pendidikan.

Beberapa kegiatan di PAUD yang bermanfaat bagi anak antara lain : kegiatan bermain sambil belajar di luar ruangan Bersama teman-temannya dan diawasi oleh guru; kegiatan bermain sambil belajar di dalam ruangan Bersama teman-temannya dengan didampingi dan dibimbing oleh gurunya. 

Lantas, bagaimana cara mengidentifikasi Lembaga PAUD di sekitar kita? Pada dasarnya Ketika kita ingin memutuskan sesuatu tentunya harus dipertimbangkan secara matang-matang, terutama kaitan Pendidikan anak.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi Lembaga Pendidikan, khususnya PAUD adalah jarak tempuh, biaya transportasi, dan biaya Pendidikan selama anak bersekolah di PAUD. 

Jika alasan bapak atau ibu tidak mensekolah di PAUD karena kekurangan biaya, mungkin bisa dicoba dengan mengurangi kebiasan jajan anak, dengan dialihkan untuk Pendidikan. 

Selain itu, pemilihan Lembaga PAUD juga bisa didiskusikan dengan tetangga yang anaknya sudah PAUD, untuk mengetahui keadaan PAUD tertentu dan testimoninya bagaimana, supaya semakin yakin dalam memilih Lembaga PAUD tersebut.

Salah satu tugas orangtua adalah membantu anak-anak untuk sukses meraih Pendidikan di sekolah. Caranya adalah dengan : meminta anak untuk berbagi cerita perasaan dan pengalaman selama di sekolah, memberikan semangat dan pujian, membantu anak menyelesaikan tugas sekolah, membuat jadwal kegiatan setelah anak pulang sekolah, dan menjalin hubungan yang baik dengan guru di sekolah. 

Terkadang keinginan orangtua untuk memasukan anak hingga jenjang pendidikan tinggi itu terkendala biaya dan lainnya. Orangtua diharapkan tidak merasa khawatir akan kendala tersebut. Karena pemerintah memiliki banyak program bantuan.

Beberapa program bantuan yang digelontorkan pemerintah untuk Pendidikan adalah :

1. Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada seluruh anak usia sekolah (6-21 tahun) dari  SD hingga SMA

2. Beasiswa bidik misi bagi anak yang ingin melanjutkan kuliah jenjang S-1.

3. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

Selain kendala biaya, biasanya ada hal lain dimana anak tidak mau sekolah, ini yang perlu orangtua selidiki dan tangani supaya anak mau Kembali lagi ke sekolah. 

Beberapa cara untuk menghadapi ini adalah : mencari tahu apa yang terjadi terhadap anaknya tidak mau lagi sekolah, apa karena nilai jelek, tidak ada uang jajan atau lainnya. 

Orangtua juga harus komunikasi dengan sekolah, misalnya dengan wali kelas atau guru lainnya, untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah. Itu semua dilakukan untuk mengetahui solusi yang tepat supaya anak tetap mau ke sekolah hingga anak nantinya meraih kesuksesan di masa mendatang.

Ilustrasi. Dok : Pikiran Rakyat
Ilustrasi. Dok : Pikiran Rakyat

Poin penting pada sesi parenting kali  ini :

1. Pendidikan adalah hak dasar bagi siapapun karena itu  bisa mengantarkan anak ke pintu kesuksesan di masa mendatang.

2. Orangtua diharapkan memasukan anak ke Lembaga Pendidikan Ketika usia anak sudah mencukupi untuk bersekolah, dengan dicarikan lokasi yang terdekat dan mudah dijangkau.

3. Jenjang Pendidikan PAUD bisa membantu anak-anak tetap bermain sambil belajar dengan didampingi dan dibimbing oleh guru sehingga nantinya anak bisa lebih siap untuk belajar di jenjang selanjutnya.

4. Pemerintah menggelontorkan beberapa program Pendidikan Ketika ada masyarakat yang mengalami kendala biaya, yaitu Program Kartu Indonesia Pintar, Beasiswa Bidik Misi, LPDP dan lainnya. Itu semua disesuaikan dengan jenjang pendidikannya.

5. Orangtua berperan aktif untuk mengatasi anak yang tidak mau sekolah, bisa mencari tahu secara mandiri kepada anak maupun komunikasi dengan pihak sekolah mengenai perkembangan anak selama di sekolah.

* M. Muzaqi (Ketua ACM Brebes - Anggota KBC 56)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun