Mohon tunggu...
muza purnomo
muza purnomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya merupakan seorang mahasiswa yang memiliki hobi traveling

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Patriarki dan Paradoks Lelaki: Mengungkap Batasan yang Jarang Disadari

19 Juni 2024   14:30 Diperbarui: 19 Juni 2024   14:31 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patriarki, sebuah sistem sosial yang mendominasi di mana kekuasaan dan otoritas terpusat pada laki-laki, telah lama menjadi subjek perdebatan dalam diskursus gender global. Dominasi laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan---sosial, politik, ekonomi, dan kultural---telah menciptakan sistem yang sulit diubah. 

Pandangan bahwa laki-laki memiliki kekuatan, keberanian, dan hak untuk memegang peran-peran utama telah membentuk tatanan budaya yang telah memihak pada laki-laki daripada perempuan. Namun, di balik struktur ini, terdapat paradoks yang jarang diperbincangkan, yaitu mengenai kompleksitas peran dan eskpektasi yang dialami oleh laki-laki di dalamnya.

            Sebagai pilar utama patriarki, laki-laki sering dianggap sebagai pemegang kekuatan dan otoritas. Namun, di balik maskulinitas yang dominan ini, terdapat tekanan yang nyata. 

Dalam masyarakat patriarkal, norma-norma gender yang kaku menentukan bagaimana laki-laki "seharusnya" bertindak, berpikir, dan merasa Norma-norma ini membentuk ekspektasi yang tidak realistis dan membatasi potensi individu berdasarkan gender mereka.

Paradoks Lelaki dalam Patriarki

  • Kekuatan vs. Kelemahan Emosional:

Ekspektasi: Patriarki menuntut laki-laki untuk selalu tampil kuat, tegar, dan tidak menunjukkan emosi yang dianggap lemah seperti kesedihan atau ketakutan.

Realitas: Ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius, termasuk depresi dan kecemasan. Laki-laki sering merasa malu untuk mencari bantuan, memperburuk kondisi mereka.

  • Kemandirian vs. Isolasi:

Ekspektasi: Laki-laki diharapkan untuk mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, menunjukkan bahwa mereka bisa mengatasi segala sesuatu sendiri.

Realitas: Kemandirian yang berlebihan dapat menyebabkan isolasi sosial dan kesepian. Laki-laki mungkin merasa sulit untuk menjalin hubungan yang mendalam dan mendukung, karena takut dianggap lemah atau tidak kompeten.

  • Proteksi vs. Bahaya Diri Sendiri:

Ekspektasi: Laki-laki dianggap sebagai pelindung yang harus siap menghadapi bahaya demi melindungi keluarga dan orang yang mereka sayangi.

Realitas: Tuntutan ini dapat mendorong laki-laki untuk terlibat dalam situasi berbahaya atau pekerjaan yang berisiko tinggi, yang pada akhirnya dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan mereka sendiri.

  • Kesuksesan vs. Tekanan Berlebihan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun