Dengan kata lain, selain punya sifat transenden (terpisah), Tuhan juga tidak terpisah (imanen).
Keseluruhan yang ada merupakan ketunggalan dan kesatuan. Semua realitas yang bukan Tuhan itu tidak muncul sendiri tapi sebagai pengungkapan dari Realitas Tunggal.
Bukan berarti bahwa realitas yang lain itu semu. Realitas yang lain itu tetap ada, hanya saja keberadaan mereka bergantung atau meminjam dari Ada atau Wujud-Nya Tuhan.
Mereka mengambil bagian dalam keberadaan Tuhan sebagai pengungkapan atau tajalli Tuhan.
Jadi doktrin Realitas Tunggal ini tidak sama dengan monoteisme (ketunggalan Tuhan yang semata-mata terpisah), melainkan lebih tepat disebut monorealisme. (ketunggalan Wujud dan semua yang maujud)
Dalam hadis Rasulullah disebutkan "barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya".
Yang berarti, barangsiapa mengenal bahwa dirinya adalah ketiadaan dan hanya Tuhan Yang Ada dan Tidak Ada Selain Dia, maka dia (dibaca dengan 'd' huruf kecil atau 'D' huruf besar) telah mengenal Tuhannya.
Atau, barangsiapa yang mengenal Ketunggalan Realitas yang menampakkan diri dalam alam ini, dan tidak melihat adanya sesuatu selain Dia Yang Tunggal dan Meliputi Segala Sesuatu yang tak lain adalah DiriNya Sendiri, maka dia (dibaca dengan 'd' huruf kecil atau 'D' huruf besar) telah mengenal Tuhannya.
Wallahualam bissawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H