Mohon tunggu...
Muzal Kadim
Muzal Kadim Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Dosen FKUI Departemen Ilmu Kesehatan Anak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Realitas Tunggal

19 Juli 2021   07:30 Diperbarui: 19 Juli 2021   07:34 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Realitas Tunggal

Realitas Tunggal atau dalam tasawuf disebut sebagai Wahdah al-Wujud, termasuk topik yang sulit dipahami.

Sekali lagi ini hanyalah upaya saya yang awam untuk beajar topik yang sulit dalam tasawuf, dengan cara menuliskannya.
Mohon koreksi para pembaca.

Bagi saya lebih mudah memahami Realitas Tunggal ini dengan memulai dari sebuah pertanyaan yang sangat awam :
Apa yang ada sebelum adanya ciptaan ?

Tidak diragukan lagi jawabannya adalah :
Yang ada hanya Tuhan sendiri.

Jadi kalau begitu Tuhan mencipta kita dengan bahan apa?
Berarti bahan ciptaan adalah diri-Nya sendiri, karena tidak ada yang lain.

Kalau begitu semua ciptaan berbahan dasar dari Tuhan. Segala sesuatu berasal dari Tuhan, merupakan bagian dari Tuhan, menyatu dengan Tuhan.

Inilah Realitas Tunggal

Semua ciptaan atau alam (makrokosmos, mikrokosmos, nyata maupun gaib) adalah berasal dari Tuhan.

Memang tidak mudah untuk memahami Realitas Tunggal ini. Apalagi bila kita sudah terbiasa membayangkan Tuhan sebagai satu sosok Wujud, sedangkan kita adalah sosok wujud yang lain.

Agama samawi, yang bersifat "monoteisme" yaitu percaya pada Tuhan yang satu, mempunyai konsep Tuhan yang transenden (terpisah) seperti itu.
Dari sudut pandang konsep Tuhan yang terpisah dan melampaui alam ciptaan, hal ini bisa dibenarkan.
Namun dalam pengertian Realitas Tunggal, tidak hanya menekankan pada ketunggalan Tuhan yang monoteis saja, melainkan ketunggalan semua realitas.
Semua yang ada adalah Tuhan, berasal dari Tuhan, merupakan bagian dari Tuhan, namun tetap berbeda dengan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun