REFORMASI GEREJA DAN PELOPORNYA
Reformasi adalah peristiwa gerakan perubahan terhadap kekristenan dibarat yang terjadi pada abad 14 sampai abad 17. Yang dimaksud dengan perubahan kekristenan adalah mengembalikan kekristenan terhadap otoritas Alkitab dengan iman kepercayaan yang sesuai dengan dasar prinsip-prinsip wahyu Allah. Peristiwa reformasi ini meletus pada abad 16 dan terjadi dibeberapa tempat. Pertama di Jerman yang dipelopori oleh Martin Luther, kemudian Johanes Calvin mempelopori di Perancis, Swiss dan Jenewa. Pada awal abad ke 16 gereja di Eropa barat berada dalam keadaan yang butuh pembaharuan secara keseluruhan. Tata cara gereja yang resmi benar-benar membutuhkan sebuah pembaharuan baru. Birokrasi gereja menjadi tidak efisien dan penuh dengan tindakan korupsi. Begitupula moral para rohaniwan yang lemah dan menjadi sumber skandal bagi jemaat. Sedangkan jabatan gereja yang tinggi diperoleh melalui cara-cara yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Jabatan diperoleh dengan dasar hubungan keluarga, status politik dan status keuangan, bukan dengan dasar kualitas kerohanian mereka sehingga dibutuhkannya sebuah reformasi gereja.
Tokoh pelopor reformasi Gereja:
- Martin Luther
Pada tanggal 31 Oktober 1517 Luther mengemukakan pokok-pokok pemikiranya sebanyak 99 dalil yang ditempelkan di pintu gereja Wittenberg, beberapa pokok pikirannya yang dikutip McDonald antara lain :
Orang Kristen harus memberikan materi kepada orang miskin ataumeminjamkan uang kepada orang yang membutuhkan daripada membeli surat mengampuni dosa (indulgensia), orang Kristen harus diajarkan untuk membeli indulgensia harus sukarela dan tidak ada kewajiban untuk melakukannya dan otoritas apa yang dimiliki seorang paus untuk menebus dosa. Kemudian dalam pidato terkenal pada Agustus 1520 berjudul surat terbuka kepada orang-orang bangsawan Kristen, Luther menyerukan penghancuran "tiga dinding" para romanistis.
Pertama, menghancurkan klaim gereja atas penguasa sekuler, menurutnya, kekuasaan paus tidak universal karena paus harus mengakui otoritas para pangeran atau penguasa sekuler suatu negara yang prinsip negaranya didasarkan pada nasionalisme.
Kedua, menghentikan klaim bahwa hanya paus yang memiliki otoritas untuk menafsirkan teks-teks alkitab. Menurut dia siapa pun yang mengikuti Kristus, bukan hanya imam yang berhak membaca penafsiran Alkitab, Alkitab harus terbuka untuk semua, sehingga isi dan maknanya dapat diketahui secara luas dan tidak terkonsentrasi pada kalangan tertentu (elit gereja).
Ketiga, menghentikan klaim bahwa hanya paus yang dapat memanggil dewan.
- John Calvin
Pemikirannya di bidang agama hampir sama dengan Luther, Calvin mengajarkan bahwa kitab suci itu terbuka untuk semua pengikut agama Kristen, tidak hanya imam yang berhak membaca dan menafsirkan kitab suci. Tentang konsep takdir, Calvin berpandangan bahwa nasib manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, manusia tidak dapat merubahnya, dengan kata lain takdir manusia sudah tertulis begitupula nasibnya, maka nasib manusia sepenuhnya ditentukan oleh ibadah dan Tuhan.
Berdasarkan ulasan McDonald, Calvin juga memiliki idealisme yang tinggi dalam ekonomi, mengacu pada kerja keras untuk memperoleh kekayaan duniawi, baginya kekayaan tidak membawa dosa pemiliknya, kecuali Kekayaan diperoleh dan digunakan melalui cara-cara yang tidak halal dan dibuat untuk berfoya-foya.
SUMBER REFERENSI
Argenti, G. (2011). REFORMASI GEREJA DAMPAK SOSIAL POLITIKNYA. Pasca Sarjana Ilmu Politik Universitas Nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H