Mohon tunggu...
Muvidah NurAndriani
Muvidah NurAndriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga - Progam Studi D3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

halooo! perkenalkan nama saya Muvidah Nur Andriani. Saya adalah mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang menduduki semester 2

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Sex Education Sejak Dini?

18 Juni 2022   09:15 Diperbarui: 18 Juni 2022   10:07 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Comprehensive sexuality education is a powerful tool to combat violence, abuse and

discrimination and to promote respect for diversity”

Banyaknya kasus pelecehan yang banyak dimuat dalam berbagai media cetak maupun
digital, memberikan bekas yang mendalam bagi para korbannya. Telah banyak orang yang
sadar betapa pentingnya pengajaran Sex Education (Pendidikan Seks) ini sangat penting untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 

Sex Education dirasa akan menjadi hal vital untuk
perlawanan terhadap kasus kekerasan seksual, pelecehan seksual secara fisik maupun verbal,
dan juga dapat menjadi tameng untuk menurunkan angka perdagangan manusia yang seringkali
ditemui untuk memuaskan hasrat atau nafsu semata.

Pengedukasian seks sejak dini mungkin adalah hal baru bagi kita yang hidup di
Indonesia yang masih dirasa tabu untuk membahas hal sedemikian rupa yang bersangkutan
dengan hal dewasa. Dengan pengedukasian seks ini diharapkan untuk dapat mengimprovisasi
kemampuan dalam berpengetahuan tentang bagaimana menjaga tubuh vital yang tidak boleh
orang lain sentuh dan orang lain bicarakan meski dalam konteks bergurau, dan yang terpenting
adalah peneglolaan emosi.


Saya rasa tidak hanya pembelajaran seks saja yang hanya dilakukan, melainkan juga
bela diri, pengetahuan mengenai pedofilia. 

Dalam pembelajaran ini ada beberapa agen inti yang
harus turut menjaga dan membimbing mereka yang dalam tahap pengedukasian ini. Seperti
pihak keluarga, terutama orang tua, guru, dan orang terdekat yang lebih tua. Dengan begini,
pengedukasian akan terasa nyata dengan adanya perasaan aman dan nyaman.
Upaya ini akan menjauhkan dari apa saja yang mengancam hal seksual pada mereka.
Dan akan menurunkan angka krisis pelecehan, kekerasan seksual. 

Tetapi disini juga saya akan
beropini bahwa pengedukasian seks tidak hanya disampaikan pada perempuan saja.
Diharuskan untuk keduanya, laki-laki juga. Kesetaraan gender dalam hal ini harus
direalisasikan, tidak peduli apapun itu.


Nah, dengan begitu pengedukasian ini dapat dimulai dari orang tua yang akan
mengedukasi anaknya. Kemudian, pengedukasian kepada murid dan mahasiwa yang berada di
sekolah maupun kampus. 

Dalam hal ini, pengedukasian yang dilaksanakan di sebuah instansi
pembelajaran harus didasarkan dengan data valid dan juga sesuai dengan ilmu aktual sains.
Diharapkan adanya pengedukasian seks ini akan menciptakan lingkungan yang aman
untuk siapa saja, mengurangi angka pelecehan sesuai dengan napa yang saya katakana
sebelumnya, kemudian menciptakan rasa kesetaraan antar gender, tidak memandang suatu
perbedaannya.


Beropini sedemikian rupa dengan topik yang masih tabu ini diharapkan akan membawa
perubahan baik, demi wanita, demi anak, demi teman, dan siapapun disana yang butuh
perlindungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun