Mohon tunggu...
Mutya Amanda
Mutya Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiswi yang suka membeli es krim untuk mendukung aktivitas sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Fast Beauty : Segudang Sisi Gelap "Fast Fashion" Versi Kecantikan

22 Desember 2024   19:08 Diperbarui: 22 Desember 2024   19:24 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern, perawatan kulit dan kosmetik kini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang pasti mendambakan kulit wajah yang sehat dan bebas dari permasalahan kulit. Di samping menunjang penampilan, memiliki kulit yang bersih bisa menambah kepercayaan diri dan suasana hati. Banyak dari mereka yang lebih produktif saat beraktivitas ketika memiliki kulit yang bersih dan merias wajah. 

Pada awalnya, tren skincare dan kosmetik bermula dari tingginya permintaan di Korea Selatan. Berbagai macam merk menawarkan kebutuhan konsumen berskala global. Indonesia termasuk target pasar Korea Selatan di bidang kecantikan. Badan Pusat Statistik mencatat impor kosmetik dan skincare Korea mencapai 5,9 juta dolar AS pada 2016. Minat perusahaan kosmetik Korea untuk memasuki pasar Indonesia semakin besar, terbukti dengan adanya 60 perusahaan yang menunjukkan ketertarikan.

Meskipun antusias, perusahaan-perusahaan Korea ini tidak mudah menembus pasar Indonesia. Kebanyakan Perusahaan kerap mengeluhkan syarat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mayoritas penduduk Indonesia beragama Muslim. Hal ini perlu dipertimbangkan bahan baku yang halal. Disamping itu, perempuan di Asia Tenggara memiliki kulit yang lebih hangat dengan iklim lebih lembab dibanding kulit orang Asia Timur.

Oleh karena itu, industri kosmetik Indonesia melakukan inovasi yang berfokus sesuai kondisi kulit orang Indonesia. Tujuan inovasi industri kosmetik Indonesia untuk menyaingi pasar produk luar negeri. Meski terlihat seperti kemajuan, ada hal yang mengkhawatirkan di balik fenomena ini.

Fast Beauty

Fast beauty adalah industri kecantikan yang menekankan produksi cepat dan murah untuk memenuhi tren pasar yang berubah dengan cepat. Sebelum ada tren fast beauty, terdapat konsep bisnis yaitu fast fashion. Bisnis ini sama halnya bertujuan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan mengorbankan kualitas bahan dan kondisi pekerja.

Fast beauty dicirikan oleh harga produk yang sangat murah. Hal ini dimungkinkan karena penggunaan bahan baku berkualitas rendah dan eksploitasi tenaga kerja. Produk fast beauty sering kali overclaim kandungan yang berlebihan tanpa didukung oleh bukti yang kuat.

Siklus produksi yang sangat cepat juga menjadi ciri khas fast beauty, di mana produk baru terus menerus diluncurkan untuk mengikuti tren pasar yang berubah dengan cepat. Oleh sebab itu, praktik ini mendukung perilaku konsumtif masyarakat.

Alasan mayarakat berperilaku konsumtif karena fast beauty menawarkan daya tarik tersendiri. Misalnya, produk dijual dengan harga yang terjangkau dengan hasil yang maksimal sehingga konsumen mendapatkan perawatan kecantikan tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Oleh sebab itu, konsumen merasa tidak perlu lagi berkonsultasi dengan ahli untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit mereka. 

Kendati menawarkan sejumlah kelebihan, sebagian besar konsumen masih belum memahami dampak negatif yang ditimbulkan oleh praktik fast beauty. Perawatan ini sering kali bersifat jangka pendek. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan kulit. Selain itu, banyak dari produk tidak memiliki uji klinis menyeluruh, karena produsen lebih fokus pada branding daripada keamanan produk. 

Untuk mengejar keuntungan yang besar, produsen cenderung mengabaikan kualitas produk dan lebih fokus pada kemasan yang menarik dan kekinian. Sayangnya, kemasan yang digunakan umumnya merupakan kemasan sekali pakai yang berdampak buruk pada lingkungan.

Grup Penelitian Jambeck menerbitkan temuan mereka tentang sampah plastik di laut dalam jurnal yang berjudul Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean. Data ini mengesahkan bahwa Indonesia pada peringkat kedua sebagai sampah plastik ke lautan di dunia. Lebih dari setengah atau 57% sampah di lautan Indonesia merupakan sampah plastik.

Siklus hidup plastik sekali pakai memiliki dampak buruk pada kehidupan laut. Setelah dibuang, plastik ini terurai menjadi partikel mikroskopis. Setelah itu, makhluk laut menelan mikroplastik yang terdapat di laut.

Tak hanya berdampak pada lingkungan, fenomena fast beauty dapat memengaruhi konsumen itu sendiri. Tren ini mendorong budaya "membuang" karena kecepatan munculnya tren. Fast beauty membuat konsumen perlu berbelanja lebih banyak untuk mengikuti tren sehingga menciptakan rasa kebutuhan dan ketidakpiasan yang terus-menerus.

Brand berlomba-lomba mengeluarkan produk baru untuk memenuhi keinginan pasar. Industri kecantikan saat ini sangat dipengaruhi oleh permintaan konsumen. Namun, fenomena fast beauty ini bisa diatasi jika konsumen lebih bijak. Konsumen dapat menahan diri untuk membeli produk yang kurang dibutuhkan dan memilih produk secara selektif. Dengan demikian, konsumen mendorong produsen untuk lebih inovatif dalam menciptakan produk berkualitas yang memberikan manfaat jangka panjang.

Kendati konsumen memiliki peran penting, pemerintah juga tidak boleh tinggal diam. Perlu adanya kebijakan yang lebih tegas untuk membatasi dampak negatif dari praktik ini. BPOM sebagai lembaga pengawas perlu meningkatkan kewaspadaannya. Tidak hanya bahan baku yang harus diperhatikan, tetapi juga proses produksi dan distribusi produk kecantikan harus diawasi secara ketat agar konsumen terhindar dari produsen nakal.

Pada akhirnya, campur tangan pemerintah dalam mengurangi dampak negatif fast beauty membantu konsumen dari kerugian yang mereka hadapi. Semua dukungan konsumen diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah demi kepentingan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun