Mohon tunggu...
Mutya Sunduz Arizki
Mutya Sunduz Arizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Program Studi Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Polemik Sistem Pendidikan di Indonesia

9 Juli 2024   00:33 Diperbarui: 9 Juli 2024   01:21 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Essay ini ditulis setelah penulis menelusuri buku yang berjudul Sekolah Itu Candu karya Roem Topatimasang. Siapakah Roem Topatimasang? 

Roem Topatimasang merupakan mahasiswa Institut keguruan dan Ilmu Kependidikan (IKIP) Bandung dari tahun 76-80 an. Selama perkuliahan Roem banyak mengikuti diskusi diluar kelas, pernah menjadi ketua Dewan Mahasiswa (DEMA), dan banyak mengikuti organisasi-organisasi yang bergerak dibidang pendidikan politik.

Roem menulis buku "Sekolah Itu Candu" dengan harapan pembacanya tersenyum-senyum. Karya buku ini merupakan sebuah kritik pedas terhadap sistem pendidikan yang telah lama berakar dalam masyarakat. Dengan menggunakan metafora 'candu', Roem membandingkan institusi sekolah dengan ilusi yang diciptakan untuk kebaikan umat manusia.

Buku ini memulai dengan esai "Sekolah dari Athena ke Cuernavaca", menelusuri akar kata 'sekolah' dari tradisi Yunani Kuno yang berarti 'waktu luang' atau 'waktu senggang'. Tradisi ini, yang awalnya merupakan kegiatan mengisi waktu luang, telah bertransformasi menjadi lembaga yang dianggap sebagai hakikat pendidikan itu sendiri. 

Dahulu perihal sekolah, lebih menyorot kepada apa yang mau kita pelajari, bukan sekolahnya dimana. Namun keadaan tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan saat ini, dimana prinsipnya yang penting sekolah, tidak peduli belajar apa.

Tak hanya itu, kini sekolah memiliki prinsip dengan segala keharusannya atau aturan. Keharusan memakai seragam, ujian dan lainnya. Menurut buku ini, hal tersebut bukanlah dikatakan sebagai sekolah. 

Pada dasarnya, sekolah dan menuntut ilmu bisa dilakukan dimana saja dengan tujuan untuk mempelajari apa yang tidak kita ketahui. Namun, kini sekolah menjadi arah perpolitikan, diatur untuk kepentingan orang tertentu.

Zaman dahulu orang menganggap waktu luang digunakan untuk mencari tahu yang ingin diketahui. Pemikiran orang zaman dahulu juga menganut, "yang penting hidup". Prioritas utama orang Yunani adalah bekerja.

Roem mengajukan pertanyaan kritis, "Masihkah pantas sekolah mengakui diri sebagai pemeran tunggal yang mencerdaskan dan memanusiakan seseorang?"

Roem mengkritik bagaimana sekolah telah menjadi tolak ukur kebenaran dan keberhasilan. Mereka yang gagal menjalani proses sekolah dianggap salah, bahkan kalah. Ia membongkar berbagai kesalahkaprahan yang terjadi di dunia pendidikan, menunjukkan bagaimana sekolah telah menjelma menjadi ketidaksadaran yang terinternalisasi dalam kehidupan kita.

Menurut buku ini, solusi yang diberikan yaitu sekolah menyenangkan dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dikehidupan sehari-hari. Namun apakah ini bisa menjadi solusi? Hal tersebut dapat disimpulkan, tidak ada pendidikan yang ideal sampai saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun