Mohon tunggu...
Muttaqien Natuna
Muttaqien Natuna Mohon Tunggu... -

Aku berontak makanya aku ada

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Surat Terbuka untuk Mr. Presiden dari Natuna

30 Juni 2015   12:09 Diperbarui: 30 Juni 2015   12:47 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada Yang Terhormat

Tuan Presiden Yang Berkuasa

Joko Widodo

Serta Kawan-Kawannya

Kata Bung Hatta ketika berkunjung ke Natuna 1955

“Mempertahankan Kedaulatan Negara ini tidak semata-mata dengan kekuatan meliter tapi lebih penting dan utama adalah mensejahterakan rakyat Indonesia terutama perbatasan”

Tuan presiden yang terhormat, kami memulai surat ini dengan sebuah pertanyaan sederhana tapi patut kau cerna, apa sebenarnya yang ingin kau berikan untuk rakyat mu?...

Kekuatan itu ada pada mu pak presiden, kebijakan-kebijakan harus memenuhi prinsip-prinsip kedaulatan rakyat. Sudahkah hari ini engkau melihat pulau-pulau terdepan di perbatasan yang selalu luput dari pandangan kekuasaan mu. Mereka juga indonesia yang punya hak yang sama sebagai warga negara. Mereka juga ingin diperlakukan layaknya seperti kasih ibu pertiwi memberi perhatian penuh kepada anaknya meski anak tersebut begitu jauh dari pandangannya.

Tuan presiden, kami Natuna mungkin hanya dari bagian kecil rakyat mu namun bacalah kembali tuan presiden bagaimana nenek moyang kami menjaga kedaulatan NKRI dari bangsa asing yang ingin merebut salah satu pulau terkaya di Indonesia ini. Perjuangan kami di perbatasan kokoh bagai karang meski ombak setinggi apapun yang ingin menggoyahkan rasa nasionalisme kami namun NKRI tetap harga mati.

Tuan presiden dimana janji tol laut mu?, dimana negara kemaritiman yang ingin kau bentuk,sedang kami rakyat mu ini masih terkungkung dan terpenjara di pulau-pulau terluar karena akses transportasi yang tidak kau penuhi, jikapun terjangkau engkau masih memikirkan keuntungan karena daerah terpencil tidak banyak memberi penumpang lantas sudah pulakah engkau melihat kesejahteraan mereka dengan bahan pokok yang begitu mahal.

Bapak presiden Indonesia bukan hanya Jawa, Natuna juga Indonesia...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun