Mohon tunggu...
Muttaqien Natuna
Muttaqien Natuna Mohon Tunggu... -

Aku berontak makanya aku ada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Refleksi 15 Tahun Natuna

12 Oktober 2014   19:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:20 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413093169350430631

REFLEKSI 15 TAHUN NATUNA

15 Tahun sudah perjalanan Kabupaten Natuna yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 dan 12 Oktober merupakan hari bersejarah bagi tonggak lahirnya Kabupaten ini. Di awal pemekarannya hingga hari ini tentu kita memiliki cita-cita yang sama, impian yang sama, harapan yang sama dan tujuan yang sama.

4 hal ini coba kita perjelas sudah sejauh mana Cita-cita, Impian, Harapan dan Tujuan sejak kabupaten ini berdiri hingga kini.

“Apa itu cita-cita Natuna?”

Cita-cita itu sendiri mencakup di dalamnya “impian harapan dan tujuan” karena cita-cita merupakan impian dan harapan bagi daerah akan sebuah kemajuan berkembangnya daerah tersebut, dengan kemajuan tentu tujuan mensejahterakan Masyarakat akan terwujud.Kita Pasti sepakat semua kalangan Masyarakat Natuna baik dari pemangku kekuasaan, elite politik,tokoh masyarakat, generasi muda, para nelayan, pengangguran, rakyat jelata memiliki cita-cita, impian, harapan dan tujuan yang sama akan sebuah kabupaten Natuna yang bisa dibanggakan, Kabupaten yang mampu mensejahterakan seluruh masyarakatnya (Sosial Welfare) dan tentu pula hak-hak dasar masyarakat terpenuhi serta meningkatnya mutu pelayanan Publik.

Lantas hari ini apa yang sudah Kabupaten Natuna capai?

Sudah sejauh mana kemajuan kabupaten ini selama 15 tahun berjalan?

Bagaimana dengan Insfrastruktur, birokrasi?

Lantas apa yang perlu di evaluasi?

Coba kita kembalikan dengan cita-cita kita bersama; tentu pemekaran adalah untuk memperpendek rentang kendali (span of control) dalam hal kepemimpinan dan manajerial bagi penyelenggara Pemerintah Daerah.

Letak Natuna yang terdepan di perbatasan laut Cina Selatan dengan 154 gugusan Pulau dan 27 pulau berpenghuni sedang 127 tidak berpenghuni, lantas apakah ini Problematika utama yang menjadi penghambat lambannya kemajuan Natuna karena terbentur daerah kepulauan yang notabenenya terpisah jarak oleh laut sehingga akses pengembangan wilayah begitu sulit.

Sedikit kita persempit sudut pandang dan arah perspektif kita pada Ibu Kota Kabupaten Natuna atau Natuna besar. Sudah nampakkah perkembangan kemajuan secara signifikan?, rakyat tentu berharap ada kemajuan lebih dalam hal ekonomi, pengurangan kemiskinan, pengangguran, peningkatan pelayanan publik, peningkatan akses masyarakat terhadap hak-hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, kebutuhan listrik, kebutuhan akan air bersih, penyediaan bahan bakar minyak, pengendalian pangan di musim utara dan lain sebagainya, lantas mengapa pula lautan dan daratan tidak kita jadikan satu kesatuan wilayah yang bisa di kembangkan hingga jarak antar pulau ke pulau lainnya tidak lagi menjadi alasan menghambat kemajuan, dan hari ini Natuna besar sekalipun belum mampu berbicara jauh seperti api jauh dari panggang.

Kita masih belum beranjak dari euforia akan kebanggaan begitu kayanya potensi yang dimiliki Natuna, baik Migas di blok Natuna, potensi wisata serta kekayaan laut yang melimpah ruah, belum lagi di tambah dengan APBD yang cukup besar. Namun hal ini pula malah membuat kita seakan tak berdaya dan tak mampu mengembangkan potensi-potensi tersebut sehingga sampai hari ini kita masih jalan di tempat, belum terlihat sebuah “Gebrakan Besar” akan cita-cita yang terbersit di awal berdirinya Kabupaten ini.

Di sela keadaan yang menghimpit belum lagi muncul keinginan memekarkan wilayah baru Kabupaten Natuna Barat dan Kabupaten Natuna Selatan, apakah ini menjadi solusi dari semua hal yang terjadi pada Natuna hari ini dari semua pemaparan di atas?.

Tentu wacana ini sah-sah saja muncul di tengah-tengah ruang publik sebagai hak berpikir dan hak berpendapat dalam suatu negara demokrasi. Tapi tentunya harus ada kesadaran seluruh elemen masyarakat, pihak Legislatif dan juga pemerintah daerah itu sendiri bahwa tujuan utama pemekaran adalah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,maka jangan jadikan ini sebagai langkah mundur hingga muncul gesekan konflik-konflik kepentingan kalangan elite di wilayah wilayah tersebut dan bukan pula sebagai bentuk ketidak puasan dengan keadaan Natuna hari ini.

Penutup dari tulisan ini ; mari kita kurangi gesekan primordialisme dan etnosentrisme, kita adalah satu kesatuan NATUNA.

Selamat HUT ke 15 Natuna..MAJULAH NATUNAKU TETAP SAKTI LAUTKU TETAP BERTUAH BUMIKU.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun