Mohon tunggu...
Mr Mutohhar
Mr Mutohhar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan juga Pengelola Desa Wisata Japan

Kesibukan sehari-hari adalah mengajar di sebuah perguruan tinggi di Kudus. namun di luar itu juga aktif dalam pengelolaan desa wisata, dan juga menyibukkan diri dengan komunitas-komunitas untuk sharing dan berbagi pengalaman dan kemanfaatan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

7 Aktivitas Penuh Makna dan Pengetahuan di Desa Wisata Japan

4 September 2023   18:51 Diperbarui: 5 September 2023   08:30 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisatawan sedang praktik edukasi Jeruk Pamelo (Dok. Desa Wisata Japan)

Rekreasi saat ini menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia saat ini. Hapir setiap orang dewasa saat ini disibukkan dengan rutinitas kerja atau kegiatan yang menguras tenaga dan pikiran. 

Pada saat itulah mereka semua butuh melakukan refreshing, sehingga tidak terjebak pada titik kebosanan atau kepenatan yang itu justru mengancam kesehatan, baik kesehatan fisik maupun jiwa.

Di Pegunungan Muria terdapat sebuah desa yang masih sejuk dilengkapi dengan keragaman budaya dan memiliki kekayaan alam yang masih terjaga kelestarianya, seperti perkebunan kopi, jeruk pamelo, dan alpukat, parijoto. Tidak hanya itu saja, desa Japan yang terletak di kecamatan Dawe Kabupaten Kudus juga memiliki historis sejarah penyebaran agama Islam yang sangat kental dengan nilai spiritualnya.

Saat berkunjung ke desa Japan setidaknya ada 7 aktivitas yang bisa pengunjung lakukan, dari hanya aktivitas santai sampai dengan aktivitas yang memiliki tingkat petualangan tersendiri

Menikmati kopi

Jika anda penikmat kopi, kopi Japan sudah sangat terkenal tidak hanya di kawasan Nusantara tapi juga sampai luar negeri. Ada sensasi yang berbeda saat menikmati sajian kopi dengan pemandangan pohon kopi disekitarnya. 

Tidak hanya itu saja, saat waktu menjelang petang dan malam, rasa kopi semakin terasa nikmat karena hawa dingin yang mulai merasuk ke tubuh pengunjung dan kemudian ditambah dengan pandangan mata yang bisa memandang jauh pada kelap kelip lampu-lampu kota. Dengan hanya merogoh kocek Rp. 20.000 saja, pengunjung sudah bisa menikmati secangkir kopi asli ditemani cemilan khas lokal seperti pisang goreng, dll.

Berziarah ke makam Syekh Sadzali Rejenu

Desa Japan menyimpan sejarah penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Sebelum era Walisongo, kurang lebih sekitar abad 12, seorang ulama’ dari timur tengah hadir di pegunungan Muria, yaitu Syekh Sadzali. 

Keberadaan makam beliau sejauh ini menjadi salah satu tujuan wisatawan yang ingin berziarah dan berdo’a di makam. pada bulan Muharram, banyak pengunjung yang datang dari berbagai wilayah, tidak hanya dari sekitar Kudus, tapi dari berbagai daerah lain seperti jawa Barat dan jawa Timur. Untuk mencapai tempat ini, bagi pengunjung yang datang mengendarai mobil, tersedia transportasi ojek yang siap mengantar pulang pergi (PP) sampai lokasi dengan biaya sebesar Rp. 40.000,-

Menikmati air tiga rasa

Tidak jauh dari makam Syekh Sadzali, terdapat mata air yang juga dianggap sebagai karomah petilasan syekh Sadzali. Mata air ini memiliki keistimewaan dan mungkin keunikan. Pengunjung bisa menjumpai 3 sendang kecil yang meskipun jaraknya berdekatan (kurang lebih berjarak 1 meter) tapi memiliki rasa yang berbeda dan dipercayai dari mempunyai manfaat yang berbeda pula.

Dari kisah para pengunjung, untuk bisa mendapatkan tingkat perbedaan rasa dari 3 sendang tersebut, dibutuhkan sebuah niat yang bersih. Karena dari beberapa pengunjung ada yang pernah tidak bisa merasakan perbedaannya, ada yang menganggap bahwa ketiga sendang tersebut rasanya sama saja, namun tidak jarang juga yang bisa merasakan rasa tawar masam, trencem-trencem seperti soda, dan satunya lagi seperti rasa tuak.

Tidak hanya merasakan air tiga rasa dengan meminumnya, saat ini juga tersedia kamar mandi yang sumber airnya diambilkan dari sendang 3 rasa tersebut. Penasaran kan?

Meditasi

Masih di area makam Syekh Sadzali, selain untuk berziarah dan merasakan sensasi air tiga rasa, para pengunjung bisa sejenak menenangkan diri di Rejenu. Kata Rejenu sendiri berasal dari kata Resenu sendiri memiliki arti perihatin, makna inilah yang kemudian dikaitkan dengan suasana yang ada di kawasan Rejenu, yaitu kesunyian, ketenangan dan ketentraman.

Jika pengunjung yang datang ke sana melalui paket desa wisata Japan, pengunjung akan ditawari sebuah kegiatan berupa meditasi. Yaitu kegiatan dimana para pengunjung diajak untuk duduk diam, menenangkan diri dan pikiran sembari mendengarkan kehidupan alam sekitarnya, pepohonan, gemricik air dan binatang-binatang hutan yang ada di sana.

Wisatawan sedang melakukan meditasi (Dok. Desa Wisata Japan)
Wisatawan sedang melakukan meditasi (Dok. Desa Wisata Japan)

Susur sungai

Bagi orang-yang tinggal di kawasan perkotaan, susur sungai menjadi salah satu aktivitas yang cukup memberi tantangan tersendiri. Aktivitas ini mengajak para wisatawan merasakan nikmatnya berjalan menyusuri aliran sungai, bermain air sambil mendengarkan cerita-cerita lokal maupun pengetahuan terkait desa Japan. 

Menghirup udara bersih tanpa polusi dan air jernih sungai pegunungan tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tapi juga pikiran, karena tanpa terasa wisatawan akan sampai pada satu destinasi lain yaitu air terjun. 

Di desa Japan sendiri dikenal memiliki air terjun yang sudah cukup ramai dikunjungi, seperti air terjun Montel (berbatasan dengan Colo), Air terjun Kedung Paso dan Air Terjun Kedung Gendher (berbatasan dengan desa Dukuh Waringin). Jika anda cinta dengan kebersihan, sembari menyusuri sungai, anda juga bisa sambal mengumpulkan sampah-sampah non organik yang terbuang secara liar di sungai.

Edukasi kopi

Tidak hanya menikmati kopinya saja, saat berkunjung ke desa Japan pengunjung juga bisa mendapatkan dan pembelajaran yang menarik seputar tanaman kopi. Ketika mengikuti kegiatan edukasi ini, berbagai kegiatan edukasi mulai pengetahuan dasar tanaman kopi, proses pertumbuhannya, panen dan sampai pada pasca panen. 

Selain pengetahuan, pengunjung akan diajak praktik langsung menyangrai kopi, menumbuk kopi secara tradisional dan diakhiri dengan menyeduh kopi. Pengunjung disarankan datang dengan rombongan minimal 10 orang untuk mendapatkan paket kegiatan ini.

Wisatawan sedang praktik edukasi Kopi (Dok. Desa Wisata Japan)
Wisatawan sedang praktik edukasi Kopi (Dok. Desa Wisata Japan)

Edukasi pamelo dan Parijoto

Jeruk Bali (Pamelo) dan Parijoto juga menjadi komoditas utama bagi warga desa Japan. Keistimewaan jeruk Pamelo Japan terletak pada tingat rasa manisnya dan kandungan airnya. Namun tidak semua orang memiliki cara memilih jeruk pamelo yang sudah tua atau siap untuk dinikmati, selain itu untuk mengupasnya juga punya cara yang khusus. Saat pengunjung mengambil paket ini, maka tour guide akan memberi edukasi.

Saat pengunjung mengambil paket kegiatan ini, juga akan diajak untuk merasakan minuman olahan dari buah parijoto. Minuman ini yang belakangan ini dikenal dengan nama minuman Paijo (Pamelo Parijoto)

Wisatawan sedang praktik edukasi Jeruk Pamelo (Dok. Desa Wisata Japan)
Wisatawan sedang praktik edukasi Jeruk Pamelo (Dok. Desa Wisata Japan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun