Mental kepenulisan atau writer's Block adalah keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional, (Wikipedia). Writer's Block merupakan istilah untuk menggambarkan situasi dimana penulis tidak bisa menuliskan apapun.Â
Dalam situasi seperti ini tulisan baru atau bahkan untuk melanjutkan tulisan yang adapun akan sangat sulit. Penulis merasa stres, pusing, dan kebingungan. Menyusun satu dua kata untuk dituangkan dalam tulisan membutuhkan waktu yang sangat lama. Karena ide hilang entah kemana.
Awal gabung dengan grup menulis, kok rasanya kurang percaya diri, timbul pertumbuhan dalam diri apa aku bisa menulis dan menuntaskan semua tugas dari pemateri nanti? Lalu ku coba menulis beberapa suku kata tapi untuk membacanya kembali aku malu, gimana kalau dibaca orang lain? Rasa malu, minder, merasa tidak bisa enggak punya ide untuk menulis, bahkan sempat kepikiran untuk keluar dari grup menulis, itu semua ciri dari writer's block.
Tidak percaya diri adalah penyakit yang sangat berbahaya bagi seorang penulis, ketakutan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya percaya diri, terutama pada penulis pemula. Kadang timbul pikiran sudah banyak orang yang bisa menulis dan tulisan mereka lebih baik dari apa yang kutulis.Â
Ada ketakutan tulisan tidak menarik bahkan tidak dianggap padahal percaya diri saja dulu, semakin sering menulis akan semakin terampil dan semakin banyak pengalaman yang didapatkan. Ala bisa karena biasa, menulis saja terus bisa menulis bukan karena bakat tapi keterampilan. Keterampilan perlu latihan dan pembiasan., semakin sering menulis makan tulisan kita akan tampil beda dengan tulisan orang lain.
Kebuntuan berpikir bagi penulis pemula seperti saya tentu saja sering terjadi, writer's block selalu datang tanpa diundang, entah itu diawal ditengah bahkan diakhir penulisan. Pikiran seolah mandek tidak dapat menguraikan isi pikiran dalam tulisan, bahkan sulit menemukan ide, semuanya terasa nge-blank padahal sudah memeras otak, ini menjadi momen tersulit untuk kembali memperoleh ilham.
Suatu waktu mencoba posting link blog di whatsApp untuk menguji mental, beberapa sahabat berkomentar sambil bercanda, cie... Cie... Penulis baru udah berapa nich fee yang didapat, bahkan ada juga yang berkomentar ngapain dilanjutkan kalau tidak menghasilkan doku. Namun banyak juga yang berkomentar positif.Â
Semuanya kujawab dengan candaan. Meski hati kecil tersentil. Pikiran mereka berorientasi pada uang sebetulnya tidak salah, tergantung nulis kita tujuannya apa, banyak penulis yang mendulang hasil dari karya yang gemilang. Namun bagi pemula yang baru belajar merangkai kata, candaan mereka seperti ejekan. Sampai beberapa minggu tidak berani membuat status di whatsapp tentang menulis. (Mental kerupuk he.. He..)
Tak perlu menyurutkan langkah hanya karena ocehan dan candaan kawan, justru itu jadikan cambuk untuk terus belajar dan belajar, terus saja belajar selagi bisa, jangan pernah berhenti menulis hanya karya mandek apalagi karena nyinyiran orang. Tuliskan saja apa yang ada dipikirkan tanpa beban. Setelah semua tertuang beristirahatlah untuk menyegarkan lagi pikiran. Nanti ketika pikiran kembali relaks dan siap diajak kerja sama kembali, barulah mulai memeriksa tulisan tadi.
Tips mengatasi writer's block yang diambil dari laman kumparan (kumparan.com).
1. Tulis Apapun Yang Muncul Dalam Pikiran
Menulis memang terkadang melelahkan dan menjenuhkan apalagi yang ditulis dalam satu topik. Ditambah harus kejar deadline waktu pengumpulan, semakin tambah penat dan jenih. Untuk mengatasinya cobalah untuk menulis apapun itu yang muncul dlay pikiran seperti puisi, pantun curhatan, atau hanya sekedar curat coret untuk merefresh otak yang mulai oleng. Biasanya pikiran akan kembali segar.
Melansir dari lamanya Writer's Digest, menulis bebas akan melatih otak dalam hal menggali kata kata yang sebenarnya sudah ada didalam kepala sejak lama, dan memberikan tempat untuk kata kata baru tersebut dalam proyek tulisan yang sedang dikerjakan saat ini.
2. Menulis Bersama Orang Lain
Ketika menulis kemudian timbul perasaan bosan jenuh malas, coba menulis bersama teman sesama penulis disatu ruangan mungkin bisa menjadi sebuah solusi. Menulis bersama disini bukan berarti kolaborasi, melainkan asma sama menulis dalam sebuah ruangan yang sama., sehingga kegiatan menulis bisa diselingi canda atau obrolan santai.
3. Lakukan Olahraga Ringan
Banyak tekanan dan gangguan ketika menulis itu pasti entah itu tekanan karena pekerjaan lain atau anak yang mulia tantrum, sehingga tidak fokus untuk menulis sedangkan tulisan harus segera disetorkan, kepala jadi pusing tujuh keliling. Ketika kondisi seperti ini datang jangan sampai pikiran dan badan kita terintimidasi dengan hal tersebut. Cobalah untuk jernihkan pikiran sejenak dengan melakukan aktivasi olahraga ringan.
Kita bisa melakukan berbagai gerakan gerakan ringan seperti jalan ditempat, lari lari kecil, sit Up, atau mungkin yoga selama beberapa menit. Yang jelas pastikan gerakan yang dilakukan membuat pikiran menjadi lebih relaks dan terbuka.
4. Berhenti Menulis Untuk Beberapa Waktu
Opsi lain yang bisa di lakukan dalam mengatasi masalah writer's block adalah dengan stop menulis untuk beberapa waktu. Gunakanlah waktu dua hingga tiga hari untuk berlibur ke suatu tempat yang menyenangkan dan pastikan kembali dengan kondisi pikiran yang fresh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H