Mohon tunggu...
mutmainah Emut
mutmainah Emut Mohon Tunggu... Guru - Wanita
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengajar, Bloger, writer aktif di komunitas belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Suku Baduy di Pedalaman Lebak Banten

27 Agustus 2022   23:05 Diperbarui: 28 Agustus 2022   00:09 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
anak suku baduy/dokpri

Tidak ada niatan road to Baduy, hari itu harusnya jadwal selonjoran, tetiba teman ngajak main ke Cisimeut, tanpa pikir panjang ku iyakan saja ajakannya.

Pukul 9.30 pagi Aku berangkat dengan suami dan si kecil Kiyan naek motor menuju Cisimeut, kurang lebih 40 menit perjalanan sampailah ke rumah teman yang dituju, disana suamiku ngopi sebentar, sekitar puul 11. Lewat aku pamitan  lanjut ke Ciboleger Baduy. Tanpa direncanakan ke Baduy setelah mendengar bahwa dari desa Cisimeut paling 6 km sampai ke Ciboleger.

Sekitar duhur kami tiba di kampung Ciboleger gerbang menuju suku Baduy. Suasananya sangat ramai, mobil motor penuh berjejer, bahkan parkir mobil meluber ke pinggir jalan raya hampir satu 3 kilo meter banyak wisatawan yang ingin tahu Baduy. 

Motor kami tidak diberhentikan  di tempat parkir oleh petugas mungkin dikira warga sekitar karena kami tidak memakai helm, dan ini menguntungkan karena jika berhenti di tempat parkiran perjalanan akan semakin jauh, motor diparkir di rumah carik Baduy yang kebetulan kami mengenalnya, sayang orangnya lagi tidak ada tapi motor InsyaAllah aman.

Setelah bebenah sebentar aku menuju warung depan rumah carik Baduy untuk membeli jajanan dan minuman bekal selama perjalanan, maklum ke baduy bukanlah healing tetapi tracking yang sesungguhnya, kami melanjutkan  perjalanan dengan jalan kaki bareng bersama orang-orang yang satu tujuan. 

Untuk mencapai perbatasan baduy luar dan baduy dalam kami harus berjalan sekitar 9 kilo untuk sampai gajeboh, dari gajeboh menuju baduy dalam harus berjalan kaki sekitar 15 kilo.

Meskipun aku asli Lebak banten dimana Baduy berada tapi hari itu pertama kali  menginjkan kaki ditanah Baduy,  kesan pertama masuk perkampungan Baduy waaw mataku dimanjakan  pemandangan rumah panggung khas warga Baduy yang sangat aduhai dan semua bentuknya sama, sangat memanjakan mata.

Di depan rumah suku Baduy berjejar kain hasil tenun sendiri yang kemudian diperjualbelikan kepada wisawatan, bukan hanya kain, pernak pernik seperti gelas, gelang, sendok dari bambu tas koja dari akar pohon semuanya ada. 

Secara ekonomi warga Baduy mapan terutama Baduy luar karena mereka sedikit terbuka, sudah tahu uang, tahu harga, meski tidak bisa baca tulis. Hasil dari pertanian seperti kunyit, lengkuas, jahe merah, madu dijual ke masyarakat kuar baduy, bahkan nyampe ke kecamatan tetangga. 

Warga baduy dilarang Sekolah, dan semua warganya tidak ada yang sekolah. Anak usia sekolah sudah bisa membantu orang tuanya, mereka bekerja mengambil kayu bakar untuk memasak, ke kebun untuk bertani, warga baduy biasa beecocok tanam termasuk nanam padi dikebun atau biasa disebut huma. 

Hasil dari tani biasanya berlimpah yang kemudian disimpan dalam leuit, semua suku baduy memiliki leuit, karena leuit merupakan simbol kemakmuran dan ketahanan pangan warga baduy

  

anak suku baduy/dokpri
anak suku baduy/dokpri

Anak anak suku baduy dididik mandiri, mereka biasa hidup terisolir jauh dari kota tidak kenal digital tidak tahu perkembangan dunia luar, semuanya mengandalkan dari alam. Iseng iseng saya ajakin ngobrol anak kecil usia sekolah SD, kenapa mereka tidak sekolah, salah satu anak menjawab kami mh teu menang sakola, Isuk-isuk ngala suluh, dahar, ulin ngahuma. Yang artinya, kita dilarang untuk sekolah, pagi-pagi kita nyari kayu bakar, makan, main, bertani dikebun. Alasan lain dilarang sekolah  hawatir orang orang suku baduy pada pinter, setelah pintar kerjaannya minterin orang. 

Termasuk agama pun masyarakat baduy menganut ajaran Sunda Wiwitan, kepercayaan lokal, yang dianut terbatas oleh orang Baduy, di KTP pun tertulis agama Sunda Wiwitan, meski di Indonesia hanya diakui 6 kepercayaan saja.

Warga Baduy juga beribadah puasa di saat Kawalu. Mereka berpuasa selama 3 bulan lamanya di mana dalam sehari mereka tidak makan dan minum selama hampir 24 jam. Warga Baduy berpuasa mulai dari jam 6 sore dan berbuka jam 4 sore keesokan harinya.

 Lalu jam 6 sudah puasa lagi. Warga Baduy sambil berdoa meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar negara ini diberikan rasa aman, damai, dan sejahtera. Seperti halnya unat Islam orang baduy pun berpuasa, setelah puasa juga ada hari raya mirip seperti lebaran

Selama puasa Kawalu, warga Baduy berdoa dengan khusyuk. Disaat itu seluruh wisatawan dilarang memasuki kawasan Baduy Dalam yang tersebar di Kampung Cibeo, Cikawartana dan Cikeusik. Biasanya Kawalu diadakan di awal tahun sekitar Februari hingga April. Jadi jangan berkunjung ke Baduy di bulan-bulan itu ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun