Mohon tunggu...
Mutmainnah
Mutmainnah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Cara Guru Menigkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa?

11 Juli 2017   21:16 Diperbarui: 11 Juli 2017   23:03 8350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpikir kritis dapat muncul kapan pun dalam peroses penilaian, keputusan, atau penyelesaian masalah secara umum. Kapan pun seseorang berusaha untuk mengetahui apa yang perlu dipercaya, apa yang perlu diketahui alasannya. Proses pengolahannya melalui usaha dan reflektif seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengar. Semua dapat dilakukan secara kritis. Berpikir kritis sangat penting agar dapat menggunakan potensi pikiran secara optimal sehingga menjadi pembaca yang cermat dan penulis kreatif.

Tuntutan yang lebih inovatif dalam proses pembelajaran dan harapan agar pengembangan berpikir tajam dalam kaitannya dengan ini dilakukan oleh Pitalokasari (2012) yang menyoroti proses pembelajaran kaitannya dengan kualitas lulusan perguruan tinggi. Menurutnya, jika dosen masih menggunakan metode mengajar konvensional, kurikulum sebagus apa pun tidak bisa membentuk lulusan yang berkualitas.

Untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa guru harus menggunakan metode pembelajaran yang metode pembelajarannya lebih menekankan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan berfikir siswa melalui analisis. Seperti metode cooperative learnig tipe jigsaw, Group Investigasion dan lain- lain. Ini diharapkan bisa menghadirkan nuansa baru yang lebih menarik dan berkesan, sehingga pembelajaran bisa dirasakan lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Pembelajaran lansung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu yang diajarkan selangkah demi selangkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun