Berpikir kritis dapat muncul kapan pun dalam peroses penilaian, keputusan, atau penyelesaian masalah secara umum. Kapan pun seseorang berusaha untuk mengetahui apa yang perlu dipercaya, apa yang perlu diketahui alasannya. Proses pengolahannya melalui usaha dan reflektif seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengar. Semua dapat dilakukan secara kritis. Berpikir kritis sangat penting agar dapat menggunakan potensi pikiran secara optimal sehingga menjadi pembaca yang cermat dan penulis kreatif.
Tuntutan yang lebih inovatif dalam proses pembelajaran dan harapan agar pengembangan berpikir tajam dalam kaitannya dengan ini dilakukan oleh Pitalokasari (2012) yang menyoroti proses pembelajaran kaitannya dengan kualitas lulusan perguruan tinggi. Menurutnya, jika dosen masih menggunakan metode mengajar konvensional, kurikulum sebagus apa pun tidak bisa membentuk lulusan yang berkualitas.
Untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa guru harus menggunakan metode pembelajaran yang metode pembelajarannya lebih menekankan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan berfikir siswa melalui analisis. Seperti metode cooperative learnig tipe jigsaw, Group Investigasion dan lain- lain. Ini diharapkan bisa menghadirkan nuansa baru yang lebih menarik dan berkesan, sehingga pembelajaran bisa dirasakan lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Pembelajaran lansung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural deklaratif yaitu pengetahuan tentang sesuatu yang diajarkan selangkah demi selangkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H