Mohon tunggu...
Mutmainnah
Mutmainnah Mohon Tunggu... Lainnya - Wanita yang mempunyai banyak mimpi

"Tuhan selalu mempunyai cara terbaik dalam menjawab tadahan doa setiap hambanya dan saya percaya itu"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Antara Takdir dan Syukur

5 Desember 2020   19:12 Diperbarui: 5 Desember 2020   22:43 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak hanya kali ini saya melihat kejadian tidak beruntung seperti ini. Sering kali saya menemukan di sosial media ataupun secara langsung keadaan yang membuat hati campur aduk. 

Kadang seorang bapak tukang nasi keliling berjualan sambil menggendong anaknya. Seorang lansia yang berjualan sampai larut malam demi sesuap nasi, dimana diusia itu sudah waktunya dia beristirahat dirumah menikmati masa tuanya. Kadang juga seorang anak kecil yang harus putus sekolah dan bekerja membanting tulang untuk bertahan hidup. Seoarang abang ojol yang harus terjun kejalan raya menjemput penumpang atau mengantar pesanan sambil menggendong anaknya. Bukankah itu sangat berbahaya.

Betapa tuntutan ekonomi seringkali membuat seseorang tidak beruntung sehingga menuntutnya bekerja diluar jangkauan kemampuan manusia yang seharusnya. 

Duh betapa tidak tahu malunya jika kita yang lebih beruntung ini tidak pandai bersyukur dan tidak mau berusaha bekerja, sedangkan mereka yang takdirnya kurang begitu beruntung tetap berusaha mencari nafkah dengan sepenuh hati, tetap menjaga kehormatan dengan tidak meminta-minta dan tidak berpangku tangan berharap pada pemberian orang lain. 

Namun mereka tetap berusaha menjemput rejeki yang halal dengan semua kemampuan yang mereka punya. Bukankah mereka juga memiliki keinginan yang sama seperti kita, yaitu nasib yang beruntung. 

Andai jika dalam takdir mereka boleh memilih, mereka juga akan memilih kehidupan yang lebih baik. Namun apa hendak dikata jika takdir mereka sudah berada di garis yang kurang beruntung. Tapi hal demikian tidak membuat mereka menyerah dalam hidup ini. 

Kedaan ekonomi yang kurang baik, tidak membuat mereka hanya duduk pasrah meratapi nasib, melainkan mereka tetap berjuang dengan seluruh kemampuan terbaik yang mereka bisa. 

Betapa mulyanya mereka dan betapa semua itu harus kita jadikan cermin dalam hidup ini agar kita menjadi orang yang mau berbagi, pandai bersyukur dan menghargai semua nikmat yang tuhan berikan kepada kita. 

Janganlah bercermin pada mereka yang tidak mau berusaha, yang tidak bersyukur dan yang bermalas-malasan dalam hidup ini, tapi bercerminlah pada mereka yang nasibnya jauh lebih tidak beruntung dibanding kita. 

Maka dari sana kita akan sadar betapa baiknya tuhan pada kita, betapa indahnya hidup kita, betapa luar biasanya nikmat yang sudah tuhan berikan terhadap kita. Dengan begitu kita tidak akan menemukan satu hal pun yang bisa kita keluhkan lagi kepada tuhan.

Saya percaya bahwa dibalik setiap takdir seseorang yang terlihat kurang beruntung, tuhan sudah merencanakan banyak hal yang indah untuk mereka  sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Karena tuhan maha adil dan tuhan mencintai semua hambanya apalagi mereka yang bersabar, ikhlas dan mau berusaha dalam hidup mereka.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun