Mohon tunggu...
Mutmainnah
Mutmainnah Mohon Tunggu... Lainnya - Wanita yang mempunyai banyak mimpi

"Tuhan selalu mempunyai cara terbaik dalam menjawab tadahan doa setiap hambanya dan saya percaya itu"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Antara Takdir dan Syukur

5 Desember 2020   19:12 Diperbarui: 5 Desember 2020   22:43 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana mungkin saya tidak beruntung dengan kehidupan yang indah ini. Sedangkan diluar sana masih banyak sekali orang yang hidupnya jauh lebih kurang beruntung jika dibandingkan dengan hidup saya.

Berawal dari saya melihat video di status WhatsApp teman yang hanya berdurasi empat detik saja namun cukup bisa menggetarkan hati. Sehingga saya tidak bisa lagi membendung air mata. Mungkin memang saya yang terlalu cengeng. 

Tapi hati siapakah yang tidak akan terenyuh melihat video amatir yg teman saya ambil dari dalam mobil melalui kamera androidnya itu. Mungkin hanya hati yang sekeras batu yang tidak akan tersentuh. Dimana di video ini menunjukkan tentang kasih seorang ibu yang tiada batas dan menggambarkan hidup seseorang yang kurang begitu beruntung.

Awalnya saya kurang begitu jelas melihat video itu, karna durasi yang begitu cepat dan diambil dari dalam mobil yang sedang berjalan. Namun saya tertarik dengan caption teman saya yang seperti ini "Bersyukurlah kita semua. Jangan pernah lihat apapun keatas tapi lihatlah kebawahmu agar kita selalu bersyukur". Sehingga video itu saya putar berulang kali. 

Awalnya saya hanya melihat seorang wanita yang menyeret gerobak sampah dan ada anak kecil laki-laki yang kemungkinan umurnya sekitar lima tahunan  naik diatas bagian belakang gerobak itu. Saya berpikir dia wanita pemulung yang membawa anaknya dalam mencari nafkah. 

Di situ ada perasaan sesak di hati saya tapi saya tidak sampai menangis. Namun setelah saya perhatikan video itu dengan lebih seksama dan saya putar berulang-ulang untuk meyakinkan diri saya, betapa hancur hati saya menyaksikan keadaan yang begitu menyedihkan, sehingga tanpa sengaja air mata saya jatuh. 

Ternyata yang dimaksud teman saya dalam video itu adalah seorang ibu pemulung yang membawa serta dua anaknya dalam bekerja. Yang satu anak laki-laki yang beliau naikkan diatas gerobaknya dan yang satu lagi bayi perempuan yang beliau gendong dengan gendongan kain jarik dalam dekapannya, sambil beliau menyeret gerobak yang ukurannya lumayan besar. 

Duh hati siapa yang tidak akan sesak menyaksikan itu, atau mungkin memang hati saya yang terlalu berlebihan, tapi memang itu yang rasakan. Seorang ibu berjuang mencari nafkah dengan membawa dua anaknya yg masih balita disaat musim hujan seperti sekarang.

 Bagaimana jika saat beliau bekerja tiba-tiba hujan turun dan mereka basah kuyup. Bagaimana jika anak dan bayi sekecil itu harus kedinginan, dan bagaimana mereka harus ikut merasakan betapa kerasnya hidup yang mereka jalani saat ini. 

Ah entahlah.. yang jelas saat melihat video itu pikiran saya campur aduk. Saat itu tanpa saya sadari mulut saya berkali-kali mengucap hamdalah, bersyukur dengan kehidupan saya saat ini. Karena saya berpikir mungkinkah saya bisa setegar itu jika saya berada diposisi ibu tersebut. 

Mungkinkah saya bisa sekuat ibu itu yang bekerja tanpa putus asa, tanpa harus meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Betapa mulyanya seorang ibu. Betapa kasihnya luar biasa. Betapa tuhan memberikan ujian sesuai kemampuan hambanya masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun