Mohon tunggu...
Siti Mutia Rachmani Adi
Siti Mutia Rachmani Adi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi D4 Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas Airlangga

Bad Things at times do happen to good people

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemeriksaan Abdomen pada Kasus Apendisitis (Peradangan Usus Buntu)

22 Juni 2024   19:25 Diperbarui: 22 Juni 2024   20:06 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat variasi proyeksi pada pemeriksaan radiografi abdomen, diantaranya Anterior Posterior (AP) baik itu terlentang (supine)  ataupun tegak lurus (erect), Left Lateral Decubitus (LLD), Lateral, serta Posterior Anterior (PA). (9). Pemeriksaan abdomen pada kasus apendisitis dilakukan dengan proyeksi AP supine, erect dan LLD. Agar memungkinkan udara naik, posisikan pasien pada posisi kiri kurang lebih 5 menit sebelum dilakukan expose, bisa juga 10 hingga 20 menit jika memungkinkan. (10). 

Metodologi

Sebelum pemeriksaan abdomen dilaksanakan sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu, ada beberapa yang harus dipersiapkan seperti, pesawat sinar-X, imaging plate, grid, marker, computed radiologi, apron, dan baju pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan, pasien diminta untuk melepaskan pakaian atasan yang menutup dada dan mengganti pakaiannya dengan pakaian pemeriksaan yang sudah dipersiapkan. Pastikan pasien tidak memakai perhiasan atau barang logam lainnya agar tidak mempengaruhi hasil citra. Petugas harus menggunakan APD seperti apron timbal (Pb) sebelum pemeriksaan dimulai untuk meminimalkan paparan radiasi yang memiliki risiko tinggi bagi kesehatan (11).

Gambar 1. Proyeksi Abdomen AP Supine, LLD dan AP Errect (Bontrager., 2014)
Gambar 1. Proyeksi Abdomen AP Supine, LLD dan AP Errect (Bontrager., 2014)

Selama pemeriksaan abdomen pasien diminta Supine untuk Proyeksi AP (AnteroPosterior). Pastikan posisi objek, yaitu MSP, berada di tengah kaset dengan kedua lengan ke samping. Arah sinar-X tegak lurus ke detektor dan menggunakan Imaging Plate yang memiliki jarak fokus ke film (FFD) 100 cm. Central Point pada MSP setinggi Crista iliaca. 80 kV dan MAs 30 digunakan sebagai faktor eksposi (13). kemudian untuk proyeksi LLD, pasien diposisikan dengan sisi kiri menempel pada film dan sisi kanan di atas, dengan kedua tangan diatas kepala dan kedua lutut difleksikan. Posisi objek yaitu MSP, ditengah kasat, tubuh miring agar thorax benar-benar lateral dan memastikan posisinya supaya tidak ada gambaran yang terpotong. arah sinar-X tegak lurus terhadap detektor dan Central Point berada pada Thoracal ke-7, yang merupakan posisi setinggi axilla (14). kemudian proyeksi erect AP posisi objek : diposisikan lengan pasien disisi tubuhnya, atur tubuh pasien di tengah bucky stand, tanpa mengubah bahu atau dada. tempatkan objek ditengah bucky stand. Arah sinar-X tegak lurus di tengah kaset. Central Point berada di atas Crista iliaca atau 2 inchi (5 cm) di atas umbilicus (15).

setelah pemeriksaan abdomen telah selasai pasien kembali dipersilahkan untuk mengganti baju, selanjutnya radiografer akan meninjau hasil proyeksi dan mendiskusikan hasil pemeriksaan dengan dokter untuk mengenai penyakit atau gejala klinis yang berada di pasien.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Pasien yang datang dengan keluhan merasa nyeri pada bagian kanan perut bawah, selain itu pasien juga merasakan mual dan juga muntah serta menurunnya nafsu makan dalam beberapa hari terakhir. Dengan dugaan apendisitis dokter umum, merujuk pasien menuju unit penunjang yaitu Radiologi. Pada Unit ini dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen dengan beberapa opsi proyeksi, namun umumnya dilakukan menggunakan proyeksi Antero-Posterior (AP) dengan posisi pasien supine atau tidur terlentang. Hal tersebut dilakukan untuk mengevaluasi udara pada abdomen (16).

Gambar 2. (Prastanti., 2021)
Gambar 2. (Prastanti., 2021)

Pada gambar yang tertera tampak caecum, apendiks, colon ascendens, colon transversum, dan colon descendens telah terisi kontras. Dapat dievaluasi bahwa dinding ireguler Apendiks dengan kalsifikasi dan penyempitan suspek apendisitis kronik (18). Hal yang mendukung dugaan indikasi apendisitis adalah cairan barium tidak mengisi apendiks akan tetapi selain hal itu, filling defect, spastik, dan dinding ireguler menjadi tambahan informasi untuk dapat mendeteksi adanya dugaan apendisitis pada pasien. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun