Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semua, Syalom, Oom Swastiastu, Namo Buddhaya, Wei De Dong Tian, dan Salam kebajikan sobat milenial semua…
Akhir-akhir ini, istilah milenial memang sudah tidak asing lagi terdengar. Padahal istilah ini berasal dari ribuan tahun lalu, yang digunakan oleh dua sejarawan dan penulis Amerika, yakni William Strauss dan Neil Howe, dalam beberapa buku mereka.
Generasi Milenial atau Generasi Y disebut juga sebagai Generasi Me atau Echo Boomer. Secara harfiah tidak ada batasan khusus untuk menentukan generasi ini. Namun, para ahli mengklasifikasikannya berdasarkan tahun-tahun awal dan akhir.
Generasi Y diklasifikasikan sebagai mereka yang lahir pada tahun 1980-1990 atau awal 2000-an, dan seterusnya. Uniknya, generasi ini mampu mengikuti perkembangan teknologi dengan sangat cepat. Mereka biasanya ingin menggunakan teknologi untuk mempermudah segala aktivitas, termasuk berbelanja.
Kota Langsa adalah sebuah kota di Provinsi Aceh, Indonesia. Kota ini merupakan penghubung antara kota Medan dan kota Banda Aceh yang berjarak lebih dari 400 km.
Pada tahun 2021, jumlah penduduk Kota Langsa kurang lebih 185.622 jiwa dan kepadatannya menjadi 707 jiwa/km2. Terdapat sebuah hal yang unik dari Kota Langsa ini, karena menjadi sebuah model penerapan Syariat Islam.
Selain itu, Kota Langsa juga dikenal sebagai kota bisnis, parawisata, hingga kota pendidikan yang dimana memiliki 2 perguruan tinggi yaitu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa dan Universitas Samudera (UNSAM). IAIN Langsa sendiri merupakan perguruan tinggi yang mewajibkan mahasiswanya beragama Islam.
Sedangkan UNSAM menjadi universitas yang terbuka untuk umum. Karena keberadaan kedua universitas ini, Kota Langsa sarat dengan ribuan budaya dan agama yang berbeda.
Sebagian besar penduduk kota Langsa memeluk agama islam, meskipun demikian di kota Langsa juga terdapat pemeluk agama lain seperti kristen, budha dan hindu. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya tempat ibadah umat Kristiani yaitu gereja yang terletak di Gampong Jawa. Hingga tempat ibadah umat Budha/Hindu yaitu. Vihara yang terletak di Gampong Blang. Ini artinya, bisa dikatakan kota Langsa adalah salah satu kota yang menghargai perbedaan (toleransi).
Kota Langsa ternyata sudah paham apa yang disebut moderasi beragama. Mantan Menteri Agama Lukhan Hakim Saefuddin menuturkan bahwa moderasi beragama bukanlah ideologi, melainkan cara pandang terhadap proses pemahaman dan pengamalan ajaran agama sedemikian rupa sehingga selalu moderat dalam penerapannya.
Sedangkan disini bukan berarti berlebihan atau ekstrim. Jadi yang dimoderasi di sini adalah cara beragama, bukan agama itu sendiri.” Kita jangan terlalu fokus pada konteks ajaran dan menyalahkan semua konteks atas ajaran yang berbeda, sehingga kita tidak bisa berbuat baik kepada orang lain.
Moderasi beragama adalah sikap dimana kita tidak mengambil posisi sepihak, kita netral, apa maksudnya? Jika ada kelompok yang keyakinannya berbeda dengan kita, kita tidak memaksakan keyakinan kita pada orang lain. Dan moderasi beragama juga dapat dikatakan bahwa beragama adalah cara memahami ajaran agama dengan cara yang tidak fanatik, martabat manusia tidak direndahkan, ajaran tidak dicela, dan dapat bertoleransi dengan ajaran agama lain. Bahkan didalam kehidupan Rasulullah saw sendiri, beliau mempraktikkan bahkan menganjurkan untuk hidup yang moderat (seimbang). Sebagaimana sabda beliau berikut ini:
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَنْ يُنَجِّيَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِرَحْمَةٍ سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَاغْدُوا وَرُوحُوا وَشَيْءٌ مِنْ الدُّلْجَةِ وَالْقَصْدَ الْقَصْدَ تَبْلُغُوا
Telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi’b dari Sa’id Al Maqburi dari Abu Hurairah ra dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Salah seorang dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya, maka para sahabat bertanya, “Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah” Beliau menjawab: “Tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan seimbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan (lakukanlah) sedikit waktu (untuk salat) di malam hari, niat dan niat maka kalian akan sampai.” (HR. Bukhari: 5982)
Kemudian timbul tanda tanya, dari mana sih datangnya moderasi beragama ini? Negara Indonesia sering mengalami gesekan sosial antar umat beragama, sehingga Kementerian Agama Republik Indonesia mengeluarkan surat keputusan moderasi beragama untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia saling menghormati dan bertoleransi dalam beragama. Pemerintah dan Kementerian Agama bersinergi, menggerakkan pejabat untuk berbagi informasi kepada masyarakat di seluruh Indonesia untuk mempelajari dan menerapkan moderasi beragama ini untuk menciptakan kerukunan dalam kehidupan nyata.
Ternyata generasi milenial juga berperan sangat penting dalam moderasi beragama lho, dengan kemajuan teknologi saat ini, generasi milenial dianggap mampu mengikuti perkembangan tersebut. Generasi ini dapat membantu pemerintah dan Kementerian Agama untuk mempromosikan dan mengaktifkan moderasi beragama. Hanya generasi milenial yang bisa dikatakan dekat dengan masyarakat, karena generasi milenial bisa datang ke masyarakat dan melakukan perubahan di kelompok masyarakat ini.
Generasi Milenial Kota Langsa dapat menggunakan media sosial (media sosial) untuk menyebarkan nilai-nilai agama yang baik melalui moderasi agama itu sendiri, dan Generasi Milenial Kota Langsa dapat memberikan aktivitas positif yang nyata dalam komunitas keagamaan.
Selain itu juga, generasi milenial di Kota Langsa sudah terbiasa dengan perbedaan agama, ras dan budaya karena mereka berada di rumah/sekolah/universitas dan masyarakat dalam memahami agama. Sebagian besar milenial di kota Langsa adalah beragama muslim. Maka oleh dari itu, penulis berkeinginan untuk mengetahui apa pandangan muslim milenial di kota Langsa terhadap moderasi beragama.
“Generasi milenial kota Langsa tidak menentang masuknya agama selain Islam di kota Langsa, selama tidak mengganggu atau mengubah budaya yang sudah ada di kota Langsa.” Kalau mau tinggal di kota Langsa, biarlah tidak apa-apa. Lakum diinukum waliyadiin, untukmu agamamu dan untukku agamaku.” Ungkap salah satu pemuda milenial kota Langsa. Masih banyak pendapat lain yang mengatakan setuju dan tidak peduli, asal kita sama-sama tahu batasan yang telah ditetapkan oleh aturan kota Langsa.
Mereka berharap dengan perbedaan tersebut kita bersama-sama dapat menjadikan kota Langsa yang aman dan tenteram tanpa adanya permusuhan dan perselisihan, kunci yang terpenting adalah saling menjaga, saling menghormati dan juga saling bertoleransi, dan itu adalah hal yang penting untuk dimiliki serta dipraktikkan oleh masyarakat kota Langsa, bahkan juga seluruh penduduk dunia tentunya.
Dan faktanya warga kota Langsa telah berhasil menerapkan moderasi beragama, yang terlihat masyarakat beragama Islam mayoritas dan masyarakat minoritas non muslim hidup damai berdampingan. Tidak pernah ada gesekan sosial atau bahkan tindakan asusila. Selain itu generasi milenial kota langsa juga sangat hormat, karena mereka tidak memperdulikan perbedaan, yang terpenting satu tujuan yaitu mewujudkan kota langsa yang aman dan damai, sehingga kota langsa juga bisa menjadi bukti yang jernih bahwa moderasi beragama memang berpengaruh baik.
Dan juga sebagai generasi milenial kota Langsa, kita akan terus menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama, karena dengan ini kita dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Jangan pernah ragu untuk dengan tegas menolak intoleransi dan segala bentuk kekerasan serta permusuhan. Karena dengan menolak keduanya adalah kunci keseimbangan untuk menjaga peradaban dan terciptanya perdamaian di kota Langsa. Dengan saling menjaga perdamaian dan kerukunan antar umat beragama, sesungguhnya memperkokoh negara kesatuan NKRI yang kita cintai menjadi lebih baik.
Maka oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada para pembaca, semoga dengan penulisan mengenai Moderasi Beragama Dalam Bingkai Hadis Dan Implementasinya di Kalangan Milenial Kota Langsa ini dapat memberikan manfaat dan memperkaya khazanah keilmuan kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H