Mohon tunggu...
Lyfe Pilihan

Mana yang Anda Pilih, Bertanya pada "Google" atau Dokter?

20 November 2017   12:10 Diperbarui: 20 November 2017   21:04 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada masa sekarang informasi mengenai kesehatan sangat mudah untuk didapatkan berbagai praktisi kesehatan memberikan informasi melalui berbagai media mulai dari yang berbasis internet televisi dan radio. Informasi bahkan dapat dikatakan membombardir masyarakat pada masa ini. Hal ini kemudian dapat menjadi masalah karena dapat membuat komunikasi tidak efektif. 

Komunikasi dikatakan tidak efektif karena masyarakatnya tidak memiliki level yang tinggi untuk meliterasi informasi terkait dengan kesehatan mulai dari mengakses informasi, memahami apa yang dikomunikasikan, dan mengimplementasikan sesuai dengan kehidupannya. Literasi kesehatan menjadi hal utama dalam tanggung jawab praktisi terhadap konsumen terkait pengambilan keputusan kesehatan.

Permasalahan Literasi untuk saat ini menjadi hal yang penting untuk kita bahas, karena literasi di Indonesia sendiri masih sangat rendah hal ini dapat dilihat dari data yang didapat pada penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) bahwa Indonesia menempati urutan 64 dari 65 negara (Republika.co.id,2014 ). Sebelum membicarakan lebih jauh mengenai literasi media dengan kaitannya dengan kesehatan, terlebih dulu kita memahami konsep literasi itu sendiri.

 Konsep Literasi pada masa awal dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis. Literasi sendiri pada awalnya dianggap sebagai kemampuan untuk orang-orang yang memiliki hak istimewa, orang yang berpendidikan, dan untuk anggota dari kelompok keagamaan. Konsep ini terus digunakan sampai dengan pertengahan abad 19. 

Konsep literasi pada tahun 1991 mulai berubah dengan definisi yang dinyatakan oleh National Literacy Act(US), yang mendefinisikan literasi sebagai kemampuan  individu untuk membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Inggris. Selain itu juga dapat menghitung dan memecahkan masalah pada level yang sudah cakap dimana dibutuhkan dalam pekerjaan dan dalam masyarakat, untuk meraih goal, dan mengembangkan pengetahuan dan potensi diri.

Konsep Literasi ini kemudian mulai dipandang oleh beberapa praktisi kesehatan yang melihat bahwa literasi penting untuk pengetahuan akan kesehatan. Salah satu definisi konsep literasi kesehatan adalah yang dinyatakan oleh World Health Organization(WHO) yaitu keterampilan kognitif dan sosial yang menentukan motivasi dan kemampuan individu untuk meningkatkan akses, pemahaman, dan penggunaan informasi yang digunakan untuk mempromosikan dan menjaga kesehatan yang baik. 

Perkembangan konsep literasi menjadi literasi kesehatan ini dapat menjadi satu pemahaman bagi kita, bahwa kemampuan seseorang untuk menulis, membaca, dan menganalisis juga diperlukan dalam konteks kesehatan. Ketika produk-produk kesehatan atau hal-hal yang terkait dengan kesehatan tidak dapat dipahami oleh seseorang maka dapat dikatakan dapat menimbulkan bahaya. Seperti contoh ketika seseorang bahkan tidak dapat membaca kandungan dari obat yang diminum, padahal orang tersebut memiliki alergi terhadap zat-zat tertentu, maka ia dapat mengalami kondisi-kondisi yang tidak diharapkan, dengan keadaan terparah adalah kematian.

Perkembangan teknologi informasi dalam hal ini internet memberikan tidak hanya dampak positif tetapi juga dampak negatif. Salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi adalah terlalu banyaknya informasi yang dapat menerpa seseorang. Akibat terlalu banyak informasi yang menerpa, seseorang yang memiliki literasi yang rendah dapat mengikuti informasi yang salah. Informasi yang salah jika hanya mengenai hal-hal sepele bukan menjadi sesuatu yang penting, tetapi jika informasi yang didapat mengenai kesehatan hal ini dapat berdampak besar.

Hal ini yang membuat literasi kesehatan sangat penting apalagi untuk kondisi lingkungan saat ini,dimana informasi sangat mudah didapatkan dan diakses. Menurut penulis kemampuan menganalisis merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh masyarakat pada masa ini. Literasi tidak lagi berbicara mengenai kemampuan menulis dan membaca, tetapi sudah masuk pada tahap analisis.       

Pentingnya literasi media di Indonesia dikarenakan Indonesia sendiri menurut penelitian yang dilakukan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) memiliki jumlah pengguna Internet mencapai 132,7 juta dari total penduduk Indonesia sebanyak 256,2 juta jiwa (Marthunis,2017). Data ini menegaskan pentingnya Literasi dalam konteks media di Indonesia. Ketika literasi media yang ada di Indonesia sudah baik, maka di harapkan literasi media terkait kesehatan juga baik. 

Maka dari itu mulai sekarang ketika kita kan membaca sebuah berita mengenai kesehatan di media sebaiknya dilihat sumber informasinya, dan dibandingkan dengan informasi dari sumber yang berbeda. Ketika kita menganalisis dengan sumber yang berbeda dan melihat kevalidan sumber maka diharapkan kita dapat terhindar dari informasi yang tidak benar terkait kesehatan yang banyak bersliweran di media.

Selalu waspada akan informasi hoax dan semoga kita sehat selalu!

sumber:

Marthunis.(2017,Mei 22).Urgensi Literasi Media Sosial melalui kurikulum.MediaIndonesia.

Republica.(2014, Desember 15). Literasi Indonesia Sangat Rendah.republica.co.id.

Thompson,Theresa L.,Dkk.2003.The Handbook of Health Communication.LEA:New Jersey

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun