Dalam konteks Serat Kalatidha, bait ini menggambarkan idealisme hidup yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Meskipun zaman Kalatidha digambarkan sebagai zaman yang penuh kekacauan, namun tetap ada harapan untuk mencapai kedamaian batin dan kebahagiaan sejati.
Serat ini mengacu pada masa lalu yang penuh dengan ketidakpastian, kesulitan, dan ketidakadilan. "Kalabendu" sendiri memiliki arti yang sangat negatif, menggambarkan keadaan yang penuh dengan malapetaka dan bencana.Â
Konsep Serat Kalabendu sering dikaitkan dengan munculnya Ratu Adil. Dalam ramalan Jawa, Ratu Adil digambarkan sebagai sosok penyelamat yang akan muncul di akhir zaman untuk mengembalikan ketertiban, keadilan, dan kemakmuran. Munculnya Ratu Adil biasanya diantisipasi setelah masa kalabendu yang panjang dan mengerikan.
teori Freud, Id dan Era Kalabendu mewakili dorongan dasar manusia yang egois, merusak, dan tidak terkendali. Gambaran Kalabendu sebagai zaman kegelapan dan kekacauan sesuai dengan hal ini.
1. Era Kalabendu dan Id: Dalam2. Era Kalatidha dan Ego: Era Kalatidha digambarkan sebagai Ego karena Ego berusaha menyeimbangkan dorongan Id dan keinginan Superego. Ini adalah masa transisi di mana manusia mulai menyadari pentingnya aturan dan kebiasaan sosial.
3. Era Kalasuba dan Superego: Superego adalah representasi dari moralitas dan idealisme manusia di era Kalasuba. Dalam era ini, orang-orang menjalani kehidupan berdasarkan prinsip-prinsip luhur dan mencapai kesejahteraan bersama.Â