Dalam ajaran moralnya, Sosrokartono sering menggunakan logika paradoksal. Sosrokartono membuat mutiara kata yang paradoks dengan menggabungkan dua kata yang saling berlawanan, seperti "sugih tanpo bondo" (kaya tanpa harta), "digdoyo tanpo aji" (sakti tanpa jimat), "ngluk tanpo bala" (bertempur tanpa pasukan), dan "menang tanpo ngasorake" (menang tanpa merendahkan). Oleh karena itu, nilai-nilai moralnya tidak hanya mudah dipahami secara literal, tetapi juga memicu pemahaman yang lebih mendalam tentang makna kehidupan.Â
Prioritas Kerukunan dan Hormat
Dalam ajaran moral Sosrokartono, hormat dan kerukunan sangat penting. Ia menyatakan bahwa persaudaraan harus dijaga dengan hati-hati, dan siapa pun yang melakukannya akan merusak dirinya sendiri. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Franz Magnis Suseno tentang etika Jawa menemukan bahwa dua prinsip, yaitu prinsip kerukunan dan prinsip hormat, menempatkan dasar etika Jawa. Semua interaksi diatur oleh kerangka normatif yang dibentuk oleh kedua prinsip ini.Â
Peduli Sosial dan Mengentaskan Kesengsaraan
Selain itu, Sosrokartono menekankan pentingnya kepedulian sosial. Ajaran Ilmu Kantong Bolong mengatakan bahwa kita harus mencari terang di dalam gelap dan kebahagiaan di dalam kesusahan. Ungkapan ini menunjukkan maksud dan tujuan Sosrokartono dalam kehidupannya, yang berusaha mengubah suasana yang gelap menjadi terang dan mengubah yang sengsara menjadi senang. Oleh karena itu, Sosrokartono berusaha mengurangi kesengsaraan masyarakat akibat penyakit medis dan penyakit hati untuk mencapai kesembuhan dan kebahagiaan umum.Â
Menggunakan Metafora Alam
Sosrokartono sering menggunakan metafora alam untuk menggambarkan perbedaan pendapat dan konflik. Misalnya, ungkapan "ngupadosi: padang ing peteng, seneng ing sengsara"—mencari terang di dalam gelap, senang di dalam sengsara—menunjukkan bahwa orang harus selalu mencari cara yang baik untuk menyelesaikan masalah bahkan ketika mereka berada dalam kondisi yang buruk. Dengan cara ini, Sosrokartono menunjukkan bahwa setiap konflik dapat diselesaikan secara damai tanpa menggunakan kekerasan atau merendahkan lawan.Â
Berbagi Cerita Inspiratif
Selain itu, Sosrokartono mengajarkan prinsip moral melalui cerita-cerita yang menginspirasi. Kualitas penyembuhannya yang luar biasa ditunjukkan oleh kisah bagaimana ia menyembuhkan seorang wanita melahirkan yang dianggap tidak dapat diselamatkan lagi hanya dengan air putih. Cerita ini tidak hanya menunjukkan kemampuan dia sebagai penyembuh, tetapi juga mengajarkan bahwa setiap orang memiliki potensi yang luar biasa untuk melakukan hal-hal besar jika mereka memiliki tekad dan kepercayaan diri yang kuat.Â
Mengembangkan Sikap Hidup Harmonis
Terakhir, Sosrokartono mengajarkan bahwa dalam menghadapi konflik dan perbedaan pendapat, orang harus mengembangkan sikap hidup harmonis. Ia mengajarkan bahwa orang harus mengikhlaskan masa lalu, menerima apa yang sedang terjadi dengan sepenuh hati, dan pasrah terhadap apa yang akan datang, sehingga mereka dapat menjalani dinamika hidup dengan tenang dan damai. "Ikhlas tentang apa yang telah terjadi. Terimalah apa yang sedang terjadi. Pasrahlah tentang apa yang akan datang."Â