Mohon tunggu...
Mutiara Zulfa Lathifah
Mutiara Zulfa Lathifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Situasi dan Kondisi dalam Retorika Komunikasi Verbal dan Nonverbal di Era Digital

4 Juni 2024   20:55 Diperbarui: 4 Juni 2024   21:19 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh: Syamsul Yakin dan Mutiara Zulfa Lathifah
Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam retorika, komunikasi verbal dan nonverbal sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang berbeda

Yang pertama adalah siapa yang diajak bicara oleh komunikator (siapa yang berkomunikasi dengan siapa). Selanjutnya, apa tujuan  komunikator mengirimkan pesan tersebut (untuk tujuan apa).

Ketiga, dalam konteks apa komunikator berbicara (dalam konteks apa) Keempat, dalam konteks apa (dalam konteks apa) dibicarakan

Kelima, komunikator bermaksud hendak memberi kemana kepada komunikan (in which path). Keenam, media apa yang digunakan oleh komunikator, media tradisional, konvensional, atau media baru (in what media). Ketujuh, dalam acara atau even apa proses komunikasi berlangsung (in what events).

Berdasarkan media yang digunakan, komunikasi nonverbal dibedakan menjadi dua bagian
 Yang pertama adalah komunikasi pribadi
 Komunikasi tatap muka dapat menggantikan komunikasi verbal karena berbagai pihak  dapat memahami ekspresi fisik satu sama lain

 Demikian pula kontak mata seperti menatap, menutup, menoleh ke kiri dan ke kanan, dan berkedip mempunyai arti penting tersendiri sebagai alternatif komunikasi verbal
 Semua itu menunjukkan komunikasi kebahasaan yang dikemas tanpa kata-kata namun dapat dimengerti

Komunikasi nonverbal juga mencakup interaksi tubuh, baik melalui bahasa tubuh maupun gerak tubuh. Dalam konteks ini, bahasa tubuh adalah bahasa yang menggunakan gerakan anggota tubuh untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Bahasa tubuh dapat melibatkan isyarat dan gerakan anggota badan.

Dalam proses komunikasi, gerakan tubuh berbeda dengan bahasa tubuh. Gerakan tubuh terjadi secara spontan tanpa disadari dan tanpa disengaja, serta tidak dapat dikontrol.

Kedua, ada komunikasi tatap maya (online) atau komunikasi virtual yang dilakukan melalui internet. Saat ini, dengan berkembangnya platform media sosial, komunikasi tatap maya sama banyaknya dengan komunikasi tatap muka. Belakangan, komunikasi tatap muka juga disebut dengan komunikasi daring, sebagai lawan dari luring (komunikasi tatap muka).

Dalam komunikasi tatap maya, pesan dan respons dapat disampaikan melalui komentar di room chat. Misalnya, dalam komunikasi tatap maya berbasis teks, pengirim dan penerima pesan dapat memanfaatkan emotikon yang tersedia di keyboard, seperti koma, tanda hubung, dan tanda kurung. Percakapan dalam komunikasi tatap maya dapat ditelusuri lebih lanjut, misalnya dalam komunikasi tatap maya berbasis visual.

Dibandingkan dengan komunikasi tatap muka, komunikasi tatap maya dianggap memiliki kelebihan. Misalnya, tingkat kesalahan yang kecil dan mudah diperbaiki jika terjadi kesalahan. Komunikasi tatap maya lebih jelas dan dapat dilihat berulang-ulang. Dalam komunikasi tatap maya, emosi seseorang dapat dengan mudah diekspresikan, baik itu emosi marah, bahagia, sedih, terkejut, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun