Oleh: Syamsul Yakin dan Mutiara Zulfa Lathifah
Dosen dan Mahasiwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kecemasan  (anxiety) adalah suatu gangguan mental Tapi ketakutan adalah bagian dari kehidupan Oleh karena itu, kecemasan merupakan suatu kondisi yang unik pada manusia, seperti gugup, gelisah, gelisah, takut, dan mudah tersinggung, serta bersifat subjektif
Kecemasan beretorika adalah demam panggung (stage fright). Dalam konteks ini, ketakutan mengacu pada ketakutan berbicara
 Terutama berbicara di depan umum Artinya, ketakutan retoris adalah hal yang wajar secara psikologis Hal ini wajar terjadi pada orang yang belum siap berbicara di depan umum
Penyebab kecemasan beragam rupa. Pertama, kurangnya latihan. Latihan mendatangkan kebiasaan. Bisa karena biasa. Kedua, kurangnya pengetahuan yang berakibat pada ketidakmampuan mengembangkan kata-kata dan menjawab pertanyaan audiens. Ketiga, kurangnya pengalaman. Ini tentu terkait jam terbang.
Dari tiga penyebab itu, ada yang bersifat internal (kurangnya latihan dan pengetahuan) dan ada yang bersifat eksternal (karena kurangnya sosialisasi dan interaksi). Â Keduanya tentu bisa diatasi.
Jika diamati lebih dekat, ketakutan dalam retorika tampaknya sebagian besar disebabkan oleh faktor psikologis, seperti takut terlihat bodoh dan pemikiran akan kekhawatiran yang tidak beralasan atau pengalaman buruk yang terjadi selama retorika. Hal ini disebut dengan trait anxiety atau kecemasan kepribadian individu
Â
Namun tidak jarang rasa takut seperti kehilangan konsentrasi, gugup, mudah tersinggung, dan takut muncul secara tiba-tiba di atas panggung, Pemicunya antara lain rasa takut  yang kuat akan kegagalan dan belenggu pikiran negatif, Kecemasan seperti ini disebut (state anxiety).
Pada titik ini, kita dapat mengatakan bahwa ketakutan hanyalah sebuah proses emosional yang diakibatkan oleh tekanan dan perasaan tidak mampu mengatasinya Kecemasan beretorika sering direspos dengan dua cara. Pertama, fight atau melawannya sehingga keadaan dapat diatasi. Kedua, flight atau terbang atau melarikan diri sehingga kecemasan kian menjadi.
Ciri orang yang mengalami kecemasan retorika itu, misalnya, suaranya terdengar parau, serak, terbata-bata, diam dalam waktu yang lama dan akhirnya mengakhiri ceramahnya begitu saja. Secara fisik, orang yang mengalami kecemasan beretorika berkeringat dan jantungnya turun-naik  dengan kencang.
Faktanya, kecemasan beretorika tidak perlu dihilangkan. Karena rasa takut tersebut, penting untuk mempersiapkan lebih banyak, mempelajari materi, dan memahami audiens.
Jadi kecemasan beretorika itu sebaiknya dijinakkan dengan persiapan dan latihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H