Mohon tunggu...
Mutiara Zahira
Mutiara Zahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - writing and sharing.

Mahasiswa tingkat dua yang memiliki minat menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Microgreens Si Sayur Mini, Cara Baru Penuhi Nutrisi

3 Juli 2021   16:07 Diperbarui: 3 Juli 2021   16:43 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidangan makanan yang ditambahkan microgreens. sumber gambar: Unsplash

Mengonsumsi sayur merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Keberadaan sayur di atas piring sangat bagus, sebab salah satu sumber penting dari banyak nutrisi yang dibutuhkan tubuh ialah sayur. 

Dilansir dari Kementerian Kesehatan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 400 gram per hari, yakni 250 gram sayur atau sama dengan 2 gelas sayur setelah dimasak serta ditiriskan dan 150 gram buah yang setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang.

Di Indonesia sendiri, konsumsi sayur masih rendah dari ambang batas yang ditetapkan WHO. Tentu saja hal itu kurang baik bagi kesehatan karena dapat berakibat sembelit atau diare, dan dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada kesehatan jantung, saluran pencernaan, dan kadar gula dalam darah. Maka dari itu mengonsumsi sayur setiap hari adalah suatu keharusan karena memberikan banyak manfaat.

Seiring dengan tuntutan mengonsumsi sayur setiap hari, minat masyarakat terhadap sayur pun kian meningkat tiap tahunnya. Sayur yang disantap sangat beragam mengikuti kondisi lingkungan dan ketersediaan pasokannya. Saat ini, terdapat jenis makanan sayur baru yang menarik dan dapat menjadi opsi lain dalam memakan sayur, yaitu microgreens.

Dikutip dari artikel yang ditulis oleh Choe dan timnya, dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry pada 2018, Microgreens adalah tanaman muda yang rata-rata dipanen dalam 10-14 hari sejak ditanam dalam bentuk biji. Ukurannya berkisar antara 1 hingga 3 inci. 

Microgreens berukuran mungil dan dipanen segera setelah daun pertamanya muncul. Tidak semua tanaman muda dapat dikatakan sebagai microgreens. Sekilas Anda mungkin berpikiran microgreens mirip seperti tauge yang sama-sama sayuran yang dipanen saat masih muda. Namun microgreens dan kecambah (sprout) berbeda. Kecambah dipanen secara utuh saat tanaman terdiri dari biji, batang, dan akar, sedangkan microgreens sudah memiliki daun dan tidak dipanen dengan akarnya.

Microgreens pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980 dan hingga saat ini microgreens semakin dikenal khususnya oleh masyarakat urban karena cara penanamannya tidak seperti sayuran biasa. Menumbuhkan sayuran biasa memerlukan banyak lahan, kondisi lingkungan tertentu, dan perlakuan rumit yang mungkin butuh keahlian. Namun microgreens hadir sebagai solusi masyarakat yang tidak memiliki kriteria tersebut. Sehingga microgreens pun semakin digemari banyak orang dan trennya meningkat.

Pemilihan jenis sayur microgreens biasanya mempertimbangkan warna, tekstur, rasa, dan permintaan pasar. Pertimbangan lainnya ialah laju dan kemudahan benih untuk berkecambah. Beberapa sayur yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai microgreens antara lain ialah bayam, brokoli, wortel, seledri, kemangi, kubis, basil, bit, dan masih banyak lagi. Benih microgreens bisa didapatkan dengan membeli di toko daring ataupun toko kebun.

Hidangan makanan yang ditambahkan microgreens. sumber gambar: Unsplash
Hidangan makanan yang ditambahkan microgreens. sumber gambar: Unsplash

Meskipun berukuran mungil, nutrisi yang dikandung tidak serta merta mungil. Sebaliknya, microgreen memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Sebuah penelitian terhadap 25 jenis microgreens pada 2012 dilakukan untuk mengamati dan membandingkan tingkat nutrisi microgreens dengan sayuran dewasa. Hasil penelitian menunjukkan kandungan konsentrasi vitamin dan karotenoid microgreens lebih tinggi dibanding tanaman dewasa. 

Kemudian studi lainnya pada 2017, menunjukkan bahwa microgreens adalah sumber mineral yang sangat baik. Kandungan polifenol dan glukosinolat yang dapat mencegah kanker dan penyakit kronis ditemui pada microgreens kubis merah dengan konsentrasi lebih tinggi dibanding kubis merah yang sudah matang, hal ini berdasarkan penelitian pada tahun 2016. Singkatnya, microgreens tampaknya memiliki jumlah nutrisi yang lebih besar dibanding rekan-rekannya yang sudah dewasa.

Apakah Anda mulai tertarik dengan microgreens sekarang? Mencoba menanam microgreens tidak ada salahnya karena seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa menanam microgreens tidak sesulit bercocok tanam konvensional. 

Siapkan saja benih tanaman khusus microgreens atau benih yang belum didesinfeksi dengan pestisida, baki atau wadah plastik bekas, tanah atau Anda dapat juga menggunakan handuk bekas sebagai media tanamnya. Basahkan handuk lalu simpan di wadah yang telah disiapkan. Kemudian taburkan benih. 

Setelah itu semprot dengan air agar lembab lalu tutup wadah dengan kain agar kelembabannya tidak menguap. Tetap jaga kelembabannya dengan menyemprotkan air 3-4 kali sehari. Setelah bertunas, Anda bisa meletakkan wadah di tempat yang terjangkau cahaya. Setelah beberapa hari, Anda bisa langsung memanen dan menyantapnya sebagai sayur tambahan di salad ataupun taburan di makanan Anda.

Meskipun microgreens ini merupakan sayuran mini dan masih belum umum di kalangan masyarakat, ternyata ada nutrisi yang besar di dalamnya sehingga dapat menjadi pilihan lain sayuran yang akan dikonsumsi sehari-hari. Microgreens menjadi cara baru dan mudah untuk dapatkan nutrisi yang menyehatkan tubuh!


Referensi:

Choe, U., Yu, L. L., & Wang, T. T. (2018). The Science Behind Microgreens as an Exciting New Food for the 21st Century. Journal of agricultural and food chemistry, 66(44), 11519-11530.

Huang, H., Jiang, X., Xiao, Z., Yu, L., Pham, Q., Sun, J., ... & Wang, T. T. (2016). Red Cabbage Microgreens Lower Circulating Low Density Lipoprotein (LDL), Liver Cholesterol, and Inflammatory Cytokines in Mice Fed a High-Fat Diet. Journal of agricultural and food chemistry, 64(48), 9161-9171.

Kementerian Kesehatan. (2017). Hari Gizi Nasional 2017: Ayo Makan Buah dan Sayur Setiap Hari. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.

Weber, C. F. (2017). Broccoli Microgreens: A Mineral-Rich Crop That Can Diversify Food Systems. Front. Nutr. 4(7).

Xiao, Z., Lester, G. E., Luo, Y., & Wang, Q. (2012). Assessment of vitamin and carotenoid concentrations of emerging food products: edible microgreens. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 60(31), 7644-7651.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun