Mohon tunggu...
mutiara yaafi
mutiara yaafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah orang yang hobi dalam segala hal yang berpengaruh baik dan sejalan dengan saya. Contohnya Badminton DAN memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebersihan Diri dan Lingkungan Menjadi Kunci Utama Strategi Pencegahan Mpox

2 Oktober 2024   05:17 Diperbarui: 2 Oktober 2024   07:37 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mpox atau sering disebut cacar monyet adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus. Penularan penyakit ini dapat terjadi bila melakukan kontak

langsung dengan orang yang terinfeksi.Selain itu, penularannya juga dapat melalui

virus atau cairan tubuh dan kontak langsung dengan benda yang terinfeksi Virus

yang menyebabkan penyakit ini juga dapat dibawa oleh hewan seperti anjing dan

kucing. Cara penyebaran melalui hewan dapat melalui cakaran atau gigitan dari

hewan yang sudah terinfeksi.

Penemuan kasus Mpox terbanyak di daerah Afrika, kemudian disusul

Amerika Serikat. Di Afrika, sebagai besar kasus terjadi pada anak-anak di bawah

usia 15 tahun. Sedangkan di wilayah selain Afrika, penyakit Mpox umum terjadi

pada pria yang berhubungan seks dengan pria. Gejala pada Mpox sulit diidentifikasi

kaena hampir serupa dengan cacar. Gejala umum Mpox adalah adanya ruam pada

kulit yang disertai dengan demam selama 2-4 minggu, sakit kepala, dan

pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala Mpox akan mulai muncul 1-21 hari

setelah terpapar. Namun, beberapa orang yang terinfeksi Mpox dapat tidak memiliki

gejala sama sekali. Hal ini perlu diwaspadai karena bagi sebagian orang awam yang

tidak tahu mengenai Mpox akan dapat tertular.

Kementerian Kesehatan Indonesia telah melakukan pendataan mengenai

kasus Mpox di Indonesia. Dari data tersebut ditemukan sejumlah 14 kasus yang

sudah terjadi sepanjang tahun 2024, pemerintah bersama Kemenkes melakukan

vaksinasi terhadap populasi yang rentang terjangkit. Pemberian vaksin ini bertujuan

untuk menekan angka penyebaran Mpox di Indonesia. Pemerintah juga mengajak

masyarakat Indonesia mulai mewaspadai adanya Mpox ini dengan menjaga

kebersihan diri.

Masyarakat dituntut untuk bisa menjaga diri masing-masing saat vaksin

masih disebarkan secara bertahap. Cara yang dapat dilakukan adalah selalu mencuci

tangan atau menggunakan hand sanitizer sebelum makan atau sesudah menyentuh

barang. Masyarakat juga diwajibkan memakai masker saat merasa tidak dalam

keadaan yang sehat untuk mengurangi risiko penyebaran mpox. Bagi masyarakat

pecinta hewan atau mempunyai hewan peliharaan se[harus selalu memantau

kesehatan hewan tersebut karena hewan yang sudah terjangkir mpox tidak dapar

dikenali secara langsung sebelum dilakukannya tes.

Bagi masyarakat yang sudah terpapar maka tahap pertama yang harus

dilakukan adalah isolasi diri, seperti saat covid-19 isolasi ini dilakukan untuk

menghindari kontak langsung dengan orang lain yang dapat menyebabkan

tersebarnya virus. Selama masa isolasi masyarakat juga harus tetap menjaga

kebersihan diri, selain untuk mempercepat proses penyembuhan menjaga

kebersihan diri juga untuk menghindarkan penyebaran virus melalui hal-hal yang

mudah terjangkau. Selain kebersihan diri, masyarakat juga harus menjaga

kebersihan barang yang ada di sekitar. Masyarakat wajib mengonsumsi makanan

matang untuk mengurangi risiko penyebaran virus dari makanan yang belum

matang.

Kesimpulan mengenai kasus mpox ini adalah kita sebagai masyarakat harus

selalu berhati-hati terutama dalam menjaga kebersihan diri. Pemberian vaksin yang

belum menyeluruh membuat kita sebagai masyarakat harus melakukan antisipasi

sejak awal, selain untuk menngurangi risiko terpapar cara ini juga membantu

pemerintah dalam menjalankan program vaksin agar lebih maksimal. Selalu

memastikan lingkungan, orang, dan hewan di sekitar kita dalam keadaan yang steril

sehingga tidak mudah terjangkit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun