Mohon tunggu...
MUTIARA TSANI
MUTIARA TSANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

semangat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Menggambar Bebas

14 Desember 2021   19:34 Diperbarui: 14 Desember 2021   19:44 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
toddlerboredombusters.blogspot.com via Pinterest

Setiap orang tua tentunya ingin memiliki anak yang pintar dan cerdas juga dapat membanggakan mereka. Namun, mereka seringkali belum menyadari bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda. Orang tua terkadang memaksakan anaknya untuk mendapatkan prestasi dengan cara memberikan pelajaran tambahan yang belum tentu diminati oleh anak tersebut. Karena seperti yang kita ketahui standar dari kepintaran anak itu biasanya dilihat dari prestasi akademisnya. Akibatnya, anak-anak ini sering mengeluh karena mereka merasa dibebani oleh rasa tanggung jawab itu. Kemudian, karena minatnya tidak tersalurkan dengan baik maka kreativitas pun akan terkurung dan efek yang lebih parahnya kembali yaitu susahnya anak untuk memperlihatkan emosi yang ia rasakan. Padahal kreativitas ini dapat membuat manusia lebih produktif dan bisa mengembangkan kualitas manusia dalam mencari jalan keluar dalam menghadapi suatu permasalahan.

Dalam pertumbuhan serta perkembangan anak tentunya orang tua dan guru di sekolah memiliki andil dalam membimbing mereka dari kecil hingga besar. Pembelajaran yang tepat harus dilakukan ketika anak berusia dini. Karena pada masa itu, pembelajaran dasar untuk berkehidupan diperlukan oleh anak-anak agar siap untuk menjadi manusia yang siap untuk bersosialisasi. Ketika kecil, anak-anak cenderung untuk mengikuti, mengamati, serta menyimpak apapun orang yang disekitarnya lakukan. Anak mulai meniru sejak umur 3 tahun, sedangkan pada usia 5 tahun, perkembangan anak terbagi menjadi beberapa hal seperti kemampuan motorik secara kasar maupun halus, lalu meningkatnya skill untuk komunikasi maupun berbahasa, hingga sosial dan emosional.

Pengertian Kreativitas

Kreativitas sendiri yaitu sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang guna menciptakan sebuah karya atau ide yang sifatnya baru. Jika melihat pengertiannya menurut para ahli pengertian kreativitas yang pertama dari James J. Gallagher pada tahun 1985 bahwa sebuah proses mental yang akan dilalui oleh seorang manusia yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya sendiri. Kemudian, Widayatun mengatakan bahwa kreativitas ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk memecahkan permasalahan dalam membuat ide asli, ataupun adaptif sesuai dengan fungsi yang akan digunakannya secara penuh agar berkembang. Yang terakhir, dari Clarkl Monstakis ia mengatakan bahwa kreativitas ini adalah sebuah pengalaman yang isinya mengekspresikan sertamengaktualisasikan identitas yang dimiliki oleh seseorang dengan bentuk secara terpadu baik hubungan dengan dirinya sendiri, maupun orang lain.

Aspek Kreativitas

Kreativitas ini tentunya memiliki faktor-faktor penting dalam kemampuannya untuk berpikir kreatif yang disebutkan oleh Guilford, yaitu :

1.     Kelancaran berpikir (fluency of thinking)

Kemampuan ini dimiliki oleh individu dalam menghasilkan ide yang dikeluarkan oleh pemikiran secara cepat.

2.     Keluwesan dalam berpikir (flexsibility)

Kemampuan dari seorang individu untuk memproduksi banyak ide jawaban dari banyaknya pertanyaan yang beragam.

3.     Elaborasi pikiran (elaboration)

Kemampuan untuk memproses gagasan atau memberikan inovasi dari gagasan guna menjadi lebih menarik.

4.     Keaslian berpikir (originality)

Kemampuan seorang individu dalam mencetuskan sebuah gagasan asli.

Tata Cara Mengembangkan Kreativitas Pada Anak

Kreativitas ini sangat mempengaruhi anak pada usia dini, karena dapat mengembangkan kecerdasan dan kemampuan dari anak untuk mengekspresikan suatu yang baru. Ketika potensi didukung dengan bimbingan yang baik, maka anak dapat mencapai dan mengaktualisasikan dirinya menjadi manusia yang sejati. Peran orang tua dan guru di sekolah sangat mempengaruhi proses perkambangan anak dalam aspek kreativitas ini. Seorang psikologi yang berasal dari Universitas Mercubuana yaitu Tika Bisono M.Psi.,Psi., mengatakan bahwa ada 4 acara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak yang bisa dilakukan. Proses yang dilakukan pertama kali yaitu "capturing" di sini ketika anak memberikan gagasan dan pendapatnya kita harus memperhatikannya sedetail mungkin. Dengan begitu, anak merasa  diapresiasi dan merasa bahwa gagasan yang ia ucapkan berarti.  Jika gagasan dari anak bersifat permintaan, sebisa mungkin untuk dilakukan apabila tidak bisa dilakukan, bisa dibelak-belokan dan tidak perlu untuk diproses. Kemudian yang kedua, "surrounding" yaitu ketika kita membiarkan anak untuk memperluas relasinya dengan teman-temannya agar ia lebih mudah untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Dengan begitu, perlahan anak-anak akan menciptakan ide sesuai dengan pengalamannya ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Yang ketiga, yaitu "challenging" atau ketika anak diminta untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang sederhana, seperti menyelesaikan sebuah permainan yang dilakukannya dengan gurunya di sekolah.  Kemudian yang terakhir yaitu, "broadening" yaitu dibiasakan untuk mempelajari hal-hal yang baru.

Tata cara yang bisa dilakukan sebagai orang tua ataupun guru di sekolah untuk mengasah kreativitas anak ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, contohnya yang pertama dengan melatih pola pikir anak. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengajarkan anak-anak dengan memberikan sebuah contoh dan gambaran untuk bisa melakukan sesuatu. Misalnya ketika anak dicontohkan untuk menggambar dan mewarnai sebuah kumbang. Perlahan, anak-anak akan mulai melatih imajinatifnya agar bisa menyalurkan semua ide-idenya. Namun, tetap sesuai dengan Batasan yang sudah diberikan oleh gurunya. Misalnya perwujudan kumbang tuh kecil dan bulat, bukan lonjong dan ramping. Yang kedua, bisa dengan membuat anak ingin belajar dengan mengamati dan bertanya. Dengan memberikan pertanyaan kepada anak-anak yang membuat mereka penasaran, daya analitif mereka pun diasah. Misalnya, mengapa ikan tidak tenggelam? Pertanyaan sederhana yang dapat membantu mereka berpikir dan imajinatifnya terasah. Yang ketiga, memberikan fasilitas yang mendukung. Ketika anak menyukai mewarnai dan menggambar, berikanlah crayon dan kertas untuk menggambar. Dengan begitu minat nya terapresiasi dan tidak akan hilang.

Menggambar Bebas

Menggambar dalam arti sempit adalah kegiatan untuk mewujudkan angan-angan (pikiran, perasaan) berupa hasil goresan benda runcing (pensil, krayon, kapur dan lain-lain) pada permukaan bidang datar (kertas,papan, dinding dan sebagainya) yang hasilnya lebih mengutamakan tampilan unsur garis. Menggambar bebas menurut Sumanto (2005:6) adalah jenis gambar sebagai perwujudan ungkapan perasaaan tertentu yang dilakukan secara bebas dan bersifat individual. Menggambar bebas adalah kegiatan menggambar dengan imajinasi anak sesuai dengan keinginan dan dapat memunculkan ide-ide kreatif dalam bentuk gambar baru.

freepik via Pinterest
freepik via Pinterest

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun