Mohon tunggu...
Mutiara Triany
Mutiara Triany Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Tradisi Perwiritan, Menjaga Kebersamaan Ibu-Ibu Desa Paya Bengkuang

21 Agustus 2024   21:47 Diperbarui: 22 Agustus 2024   11:09 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengikuti Perwiritan Ibu-Ibu di dusun II Desa Paya Bengkuang/dokpri

Desa Paya Bengkuang, sebuah perkampungan kecil di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat, menyimpan tradisi yang masih terjaga hingga hari ini. Di antara aktivitas keseharian penduduknya, terdapat satu kegiatan rutin yang menjadi wadah bagi para ibu-ibu untuk berkumpul, berinteraksi, dan memperkuat tali silaturahmi.

Kegiatan tersebut adalah perwiritan. Setiap Hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat, ibu- ibu Desa Paya Bengkuang akan berkumpul di rumah- rumah warga secara bergiliran untuk melakukan pembacaan wirid, doa, dan zikir bersama. Acara ini tidak hanya diisi dengan kegiatan keagamaan, namun juga menjadi momen untuk saling bertukar informasi, membahas isu-isu yang berkembang di masyarakat, serta memperkuat kebersamaan.

"Perwiritan ini sudah jadi tradisi turun-temurun di desa kami. Setiap Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat, kami berkumpul di rumah salah satu warga untuk berdoa bersama. Selain itu, kami juga saling berbagi cerita, membahas masalah yang ada di lingkungan, serta mempererat tali persaudaraan," ujar Ibu Ina, salah satu ibu rumah tangga di Desa Paya Bengkuang.

Selain manfaat spiritual, perwiritan juga membawa dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat. Melalui pertemuan rutin ini, para ibu-ibu dapat saling membantu dalam berbagai hal, seperti gotong-royong membersihkan lingkungan, mengumpulkan dana untuk warga yang sedang sakit atau mengalami musibah, serta berbagi informasi terkait kegiatan atau program pemerintah desa.

"Kami merasa sangat terbantu dengan adanya perwiritan ini. Selain mendapatkan keberkahan secara spiritual, kami juga bisa saling membantu satu sama lain. Kalau ada warga yang sakit atau terkena musibah, kami bisa dengan cepat mengumpulkan sumbangan untuk meringankan bebannya," tambah Ibu Dewi, salah satu peserta perwiritan.

Tradisi perwiritan ibu-ibu di Desa Paya Bengkuang tidak hanya menjadi sarana ibadah, tetapi juga menjadi wahana untuk mempererat tali silaturahmi dan solidaritas masyarakat. Kegiatan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga, yang terus dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun