Tiba saatnya pada tahun ajaran 2021-2022 Universitas Negeri Surabaya meluncurkan program KKN-T MBKM pada tanggal 27 Febuari - 25 Juni di Desa Wiyu,kec. Pacet Kab.Mojokerto dimana desa tersebut menjadi salah satu wilayah tujuan utama program KKN-T MBKM.Dalam hal ini Universita negeri surabaya mengirimkan 30 mahasiswa baik dari jurusan Akutansi, Pend. Akutansi, Bimbingan Konseling (BK), Pend. Seni Rupa, Pend.Â
Guru Sekolah Dasar (PGSD). Tujuan dari KKN-T MBKM tersebut adalah membantu mengembangkan potensi desa serta mampu menaikkan taraf ekonomi desa Wiyu - kata Bapak Tutur Jatmiko, S.Pd, M,Kes selaku Dosen Pembimbing Lapangan. Setiap kelompok berisikan 15 anggota, dimana salah satunya dikenal dengan Kelompok Mojokerto 8. Disini kami jelaskan kelompok Mojokerto 8 mengambil Tema "kewirausahaan".
Dengan tekad dan semangat kelompok Mojokerto 8 kami sepakat menyongsong program kerja Inovasi Jamu Kunyit Asam. Pemilihan program ini tentunya telah melewati rangkaian survei, dan jatuh kepada salah satu UMKM yang berada di jl.konsolidasi Dusun Wiyu, Desa wiyu kec. Pacet yakni UMKM "Jamu Bunda" milik ibu Irawati .
Pemilik usaha mengeluhkan sebab produk yang dibuatnya memiliki masa simpan yang minim. Hal ini dapat kita jumpai dari produk minuman kunyit asam yang hanya bertahan 2 hari di luar lemari pendingin, dan 4-5 hari di dalam lemari pendingin. Kemudian, beliau juga menuturkan tingkat penjualan tetap dan tidak dapat berkembang. Padahal usaha ini sudah ia rintis sejak tahun 2018.
Dengan semangat membara disertai ide-ide kreatif dari anggota Kelompok Mojokerto 8. Wahana Sari Yudha Tama selaku ketua menarik kesimpulan, bahwasannya mereka akan membantu UMKM "Jamu Bunda" melalui 3 tahap yakni:
Tahap produksi dengan bantuan inovasi jamu cair menjadi jamu bubuk Kunyit Asam.
Dalam proses produksi jamu bubuk kunyit asam tidaklah mudah, Kelompok Mojokerto 8 berulang kali melakukan trial and error untuk menemukan kualitas jamu yang pas dan sesuai dengan resep pemilik UMKM. Kurun waktu yang digunakan untuk menemukan resep sesuai dan enak tanpa menghilangkan cita rasa produk sebelumnya selama 2,5 bulan. Oleh karenanya, harga yang ditawarkan pun dalam bentuk bubuk biasanya jauh lebih tinggi.
Tahap pengemasan dengan bantuan pendesainan ulang logo UMKM Jamu Bunda Kunyit Asam
Perancangan ulang desain logo ini dilakukan sebab loga lama dirasa kurang memiliki khas yang kuat dari UMKM "Jamu Bunda". Maka dari itu, desain ulang logo perlu dilakukan agar nantinya dapat menawankan packaging produk "Jamu Bunda". Kemasan jamu bubuk kunyit asam menggunakan kemasan kekinian bernama Ziplock dengan ukuran berat 50gram, sedangkan untuk jamu cair kunyit asam masih tetap menggunakan botol dengan ukuran 1,5 dan 250m     Â
Â
Tahap pemasaran dg bantuan pencarian mitra-mitra disekitar daerah UMKM (Bundaran Pacet) dan pengembangan digitalisasi marketing melalui Instagram dan Shopee
Pada tahap yang terakhir yakni pemasaran secara offline. Mahasiswa KKN-T melakukan kerja sama dengan mitra-mitra di sekitar Bundaran Pacet, melalui pengiriman produk setiap 2 hari 1x. Kemudian, untuk pemasaran online melalui bantuan pembuatan akun Instagram dan shopee dengan usurname "djamu bunda".
           Â
Harapan kami sebagai mahasiswa KKN-T yang diamanahi oleh UNESA, dari kegiatan ini mampu melahirkan produk yang efektif, efisien, serta berkualitas. Hal tersebut dapat kita rasakan, mulai dari masa simpan jamu bubuk yang tentunya lebih tahan lama hingga 3 bulan.Â
Lalu, produk yang bisa dinikmati tidak hanya sekali minum. Dapat 7-8 kali seduh. Kemudian, kemasan dan logo yang ciamik menambah daya beli konsumen. Serta tak lupa, pasar yang tentunya jauh lebih luas dan mudah dijangkau melalui pasar digital dan non digital. Layaknya bekerja sama dengan mitra-mitra di dekat daerah UMKM.
 Dampak positif yang dipaparkan secara runtut oleh KKN-T kelompok Mojokerto 8, pasti merambah pada meningkatnya kuantitas produk yang dibutuhkan oleh pemilik UMKM. Bila, kita flashback pada pembuatan jamu bubuk kunyit asam yang cukup menguras tenaga dan waktu. Pastinya akan melahirkan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat Desa Wiyu.Â
Sehingga, harapan dari Universitas Negeri Surabaya dan Kepala Desa Wiyu - Bapak Nur Kholis terealisasi sebagaimana mestinya, yakni dapat menyongsong perekonomian Desa Wiyu, Kec. Pacet, Mojokerto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H