Â
Tahap pemasaran dg bantuan pencarian mitra-mitra disekitar daerah UMKM (Bundaran Pacet) dan pengembangan digitalisasi marketing melalui Instagram dan Shopee
Pada tahap yang terakhir yakni pemasaran secara offline. Mahasiswa KKN-T melakukan kerja sama dengan mitra-mitra di sekitar Bundaran Pacet, melalui pengiriman produk setiap 2 hari 1x. Kemudian, untuk pemasaran online melalui bantuan pembuatan akun Instagram dan shopee dengan usurname "djamu bunda".
           Â
Harapan kami sebagai mahasiswa KKN-T yang diamanahi oleh UNESA, dari kegiatan ini mampu melahirkan produk yang efektif, efisien, serta berkualitas. Hal tersebut dapat kita rasakan, mulai dari masa simpan jamu bubuk yang tentunya lebih tahan lama hingga 3 bulan.Â
Lalu, produk yang bisa dinikmati tidak hanya sekali minum. Dapat 7-8 kali seduh. Kemudian, kemasan dan logo yang ciamik menambah daya beli konsumen. Serta tak lupa, pasar yang tentunya jauh lebih luas dan mudah dijangkau melalui pasar digital dan non digital. Layaknya bekerja sama dengan mitra-mitra di dekat daerah UMKM.
 Dampak positif yang dipaparkan secara runtut oleh KKN-T kelompok Mojokerto 8, pasti merambah pada meningkatnya kuantitas produk yang dibutuhkan oleh pemilik UMKM. Bila, kita flashback pada pembuatan jamu bubuk kunyit asam yang cukup menguras tenaga dan waktu. Pastinya akan melahirkan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat Desa Wiyu.Â
Sehingga, harapan dari Universitas Negeri Surabaya dan Kepala Desa Wiyu - Bapak Nur Kholis terealisasi sebagaimana mestinya, yakni dapat menyongsong perekonomian Desa Wiyu, Kec. Pacet, Mojokerto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H