Dalam proses komunikasi manusia, masyarakat biasanya menggunakan lebih dari dua bahasa, karena pada umumnya masyarakat Indonesia merupakan masyarakat bilingual yang bisa menggunakan lebih dari satu bahasa.
Bicara tentang bahasa, manusia tidak bisa lepas dari bahasa, karena bahasa adalah sarana berkomunikasi yang memudahkan manusia dalam memahami apa yang akan disampaikan oleh lawan bicaranya.
Bertambahnya kosakata yang terus menerus seiring berkembangnya zaman membuat bahasa Indonesia terus berkembang. Penambahan kosakata ini terjadi akibat interferensi dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Seperti yang kita ketahui, selain bahasa daerah sebagai ragam bahasa budaya Indonesia, bahwa bahasa Inggris juga merupakan bahasa dunia yang ikut serta dalam pencampuran bahasa asing di Indonesia, dan hal tersebut menyebabkan terjadinya interferensi bahasa di Indonesia. Adanya interferensi bahasa memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya interferensi bahasa memperkaya kosakata pada bahasa yang masih berkembang, sedangkan sisi negatifnya bahwa interferensi bahasa akan merusak bahasa aslinya.
Seperti beberapa contoh interferensi leksikal pada penggunaan bahasa Indonesia di grup ojek online berikut:
DATA 1
P1: Eh lupa! Ngopi heula sabar ya
P2: Ayo lah lanjut
Pada tuturan di atas, terjadi interferensi leksikal yang berupa kata pada bahasa sunda "heula". Kata heula pada bahasa sunda memiliki arti dulu/dahulu. Sehingga padanan kata yang tepat adalah sebagai berikut:
P1: Eh lupa! Ngopi dulu sabar ya
P2: Ayo lah lanjut