Mohon tunggu...
Mutiara sagala
Mutiara sagala Mohon Tunggu... Guru - Belajar dan Mengajar

Ekspresikan diri dengan menuangkan hasil pemikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa Ibu Bagimu?

4 Desember 2020   10:00 Diperbarui: 4 Desember 2020   10:24 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta kasih Ibu//lifestyle.okezone.com

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, berganti begitu cepat. Aku pun mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Aku bertumbuh menjadi seorang gadis yang rupawan, dengan kulit sawo matang, postur tubuh tinggi, mata bulat hitam, dan rambut lurus panjang. Saat ini, aku berada dalam proses belajar untuk menuju kedewasaan dalam menyikapi kehidupan. 

Proses ini tidaklah mudah, namun Ibu terus mengingatkan dan memberikan nasihatnya kepadaku untuk terus belajar, mengembangkan diri dalam keterampilan, membina hubungan sosial, aktualisasi diri, dan terus berprestasi. Tidak kalah pentingnya, Ibu memberikan pesan untuk lebih mencintai Pencipta, karena Dialah pemilik kehidupan ini. Dengan begitu, supaya kelak, hidupku akan memberi dampak dan membawa perubahan di tengah dunia ini.

Tahapan dari anak-anak, remaja, dan dewasa kujalani dengan sukacita bersama dengan Ayah dan Ibu. Pada waktu lulus SMA, aku diperhadapkan dengan pengambilan keputusan untuk merencanakan kuliah. Pastilah proses merancang masa depan bukanlah hal yang mudah, diperlukan persiapan yang sangat matang dalam menentukan kedepannya akan menjadi apa. Disini, Ibu kembali mengambil peranan penting dalam hidupku. 

Bukan untuk memilihkan masa depanku ataupun memberikan langsung jawabannya, melainkan dia memberikan saran serta nasihatnya yang mujarab sehingga membuatku merasa tenang, tidak tergesa-gesa, dan percaya diri dalam mengambil keputusan. Secara tidak sadar, aku belajar dari seorang Ibu yang tidak memaksakan kehendaknya, memberikan saran dan nasihat yang terbaik berdasarkan pengalaman yang ada, serta menghargai keputusan yang akan kuambil. Begitulah cara Ibu memperkenalkan kehidupan kepadaku.

Ditengah percakapan kami, “Bu, bagaimana jika keputusan yang ku ambil salah atau tidak sesuai dengan ekpektasiku?”, ujarku. Disitu Ibu tidak memposisikan diri untuk menguruiku, melainkan Ibu memberikan penguatan bahwa Ibu akan tetap berada disampingku, meskipun dalam keadaan yang sulit sekalipun. 

Ibu memperkenalkanku betapa sulitnya mengambil keputusan karena banyak hal yang harus dipertimbangkan dan ada risiko yang siap untuk dijalani. Saat itu, Ibu memintaku untuk berjanji belajar dengan sungguh-sungguh, bertumbuh menjadi seorang yang dewasa, dan berespons dengan sikap bijaksana. Kiranya, ajaran, saran, dan nasihat yang diberikan dapat dijadikan proses pembelajaran dan pengalaman hidup yang nantinya juga akan dibagikan bagi orang disekeliling.

Ibu, seorang pendidik utama yang mengajarkanku arti kehidupan. Setiap proses kehidupanku diperhatikannya dengan cara melihat tumbuh kembangku. Saat ini, aku sudah beranjak dewasa tepatnya berumur 24 tahun. Saat diperhadapkan dengan pengambilan keputusan untuk merencanakan kuliah, aku memilih untuk mengambil jurusan pendidikan keguruan. Sampai saat ini, aku tidak menyesal dengan keputusan yang sudah kuambil, meskipun banyak tantangan dan kesulitan yang kualami. 

Tetapi tetap, ada Ibu yang terus menguatkan dan tempat untuk berbagi keluh kesahku. Sekarang, Ibu dapat melihatku menjadi berharga bagi orang disekelilingku, terutama aku juga mengajarkan kepada generasi muda untuk menjadi seseorang yang kuat, tangguh, dan berdampak bagi sesama. Ini semua bukan karena kehebatanku semata, melainkan ada seorang guru yang terus menanamkan nilai-nilai kehidupan serta karakter. 

Jika Ibu melihat aku melenceng dari aturan yang ada, maka Ibu pun tidak segan-segan untuk menegurku dengan memberikan penjelasan atau alasannya. Ini adalah bukti cinta kasihnya kepadaku, supaya nantinya aku bisa jauh lebih baik lagi.

Terima kasih kepada wanita hebat yang kupanggil Ibu, karena engkau aku bisa menjadi seperti sekarang, yaitu seorang guru yang dapat menginspirasi, mengasihi murid-murid, serta mengajarkan kepada mereka makna hidup yang pernah aku dapatkan darimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun