'Kak Arya ganteng banget' ucapku dalam hati dengan gemuruh yang ada dalam pikiranku
Ya Tuhan, kak Arya mengenakan baju hitam dan kebetulan aku juga mengenakan baju hitam, ya bisa dibilang kami sehati. Aku hanya tersenyum dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun, hingga kami tiba di tempat yang dituju. Kami duduk di Coffe shop yang berada depan kampusnya.
"Ara, ga nyangka ya biasa cuman bisa lihat kamu dari jauh doang, sekarang kamu ada di depan aku" ucapnya sambil menatapku
"I..i..iya kak, aku juga enggak nyangka bisa ketemu sama kakak" jawabku gugup dan tersipuh malu
Tak terasa begitu cepat berjalannya waktu, lukisan semesta mulai menyelimuti langit. Tak ingin rasanya mengakhiri pertemuan singkat ini. Setelah sesampai dirumah, kami bertukar pesan Whatsapp sebagaimana pasangan lain. Satu pesan darinya yang membuat hatiku berbunga.
[Mau tidurlah, pusing ini] tulisnya padaku
[Hah? pusing karena belum makan ya?] balasku khawatir terhadap pesan yang dikirim untukku
[Enggak, pusing aja liat senyum ara, tercandu-candu liatnya, berapa persen sih dopaminnya?] tulisnya
Siapa sih yang enggak meleleh ketika baca pesan seperti itu? Kali ini aku terserang penyakit senyum-senyum sendiri.
Seiring berjalannya waktu, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Ia yang ku kenal romantis, tidak pelit kata-kata dalam mengirimkan pesan, berubah menjadi sosok yang cuek dan cool. Aku terus bertanya-tanya tentang kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga membuat ia berubah sejauh ini.
[Kak aku mencintaimu sejak dulu, dulu aku takut dan malu mengatakan ini, tapi kali ini aku datang padamu untuk menyatakan perasaanku untukmu] ku kirimkan pesan untuknya dengan keberanian yang takku sangka