Mohon tunggu...
Mutiara Rosna
Mutiara Rosna Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Harus Pergi

27 Oktober 2024   20:00 Diperbarui: 27 Oktober 2024   21:19 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

'Kak Arya ganteng banget' ucapku dalam hati dengan gemuruh yang ada dalam pikiranku

Ya Tuhan, kak Arya mengenakan baju hitam dan kebetulan aku juga mengenakan baju hitam, ya bisa dibilang kami sehati. Aku hanya tersenyum dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun, hingga kami tiba di tempat yang dituju. Kami duduk di Coffe shop yang berada depan kampusnya.

"Ara, ga nyangka ya biasa cuman bisa lihat kamu dari jauh doang, sekarang kamu ada di depan aku" ucapnya sambil menatapku

"I..i..iya kak, aku juga enggak nyangka bisa ketemu sama kakak" jawabku gugup dan tersipuh malu

Tak terasa begitu cepat berjalannya waktu, lukisan semesta mulai menyelimuti langit. Tak ingin rasanya mengakhiri pertemuan singkat ini. Setelah sesampai dirumah, kami bertukar pesan Whatsapp sebagaimana pasangan lain. Satu pesan darinya yang membuat hatiku berbunga.

[Mau tidurlah, pusing ini] tulisnya padaku

[Hah? pusing karena belum makan ya?] balasku khawatir terhadap pesan yang dikirim untukku

[Enggak, pusing aja liat senyum ara, tercandu-candu liatnya, berapa persen sih dopaminnya?] tulisnya

Siapa sih yang enggak meleleh ketika baca pesan seperti itu? Kali ini aku terserang penyakit senyum-senyum sendiri.

Seiring berjalannya waktu, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Ia yang ku kenal romantis, tidak pelit kata-kata dalam mengirimkan pesan, berubah menjadi sosok yang cuek dan cool. Aku terus bertanya-tanya tentang kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga membuat ia berubah sejauh ini.

[Kak aku mencintaimu sejak dulu, dulu aku takut dan malu mengatakan ini, tapi kali ini aku datang padamu untuk menyatakan perasaanku untukmu] ku kirimkan pesan untuknya dengan keberanian yang takku sangka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun