Mohon tunggu...
Mutiara Putri
Mutiara Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Sejak duduk dibangku SMA, saya menyukai aktivitas yang serupa dengan mengulik isu sosial. Dari beberapa isu yang saya pahami, kemudian saya kembangkan menjadi sebuah karya tulis dengan berisikan tanggapan saya terkait isu tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Obsesi Orangtua Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik

1 November 2023   19:37 Diperbarui: 1 November 2023   19:41 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Pendidikan merupakan sarana pengembangan kualitas diri baik dalam hal akademik maupun akademik. Semua jenjang usia sudah sepatutnya layak untuk mendapatkan pendidikan yang layak terutama pada jenjang usia produktif. Hal ini selaras dengan UUD Pasal 31 ayat (1) yang menyatakan bahwa "setiap warga negara berhak mendapat pendidikan". 

Namun, semakin maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka semakin banyak tuntutan yang akan diterima untuk memenuhi standar atau kriteria peserta didik. Pada pengimplementasiannya, pendidikan secara tidak langsung membawa kearah 'belajar kemudian bersaing' untuk menyatakan keberhasilan dalam akademik atau prestasi.

Tuntutan dapat hadir dari berbagai arah, salah satu yang paling lumrah dan paling berpengaruh adalah tuntutan yang diberikan orangtua yang bisa dikatakan secara langsung maupun tidak langsung. Tekanan yang diberikan dianggap sebagai bahan acuan anak agar bisa 'membanggakan (membayar jerih payah) orang tua'. 

Selain itu, orang tua beranggapan dengan tekanan tersebut maka masa depan anak akan terjamin dalam perihal (persaingang) akademik.  Tuntutan akademik yang muncul akan menjadi tekanan pada peserta didik yang menghadirkan masalah psikis seperti mindset dan mental. 

Pada mindset atau pemikiran, peserta didik yang sedari kecil sudah biasa mendapat tuntutan akademik oleh orangtuanya biasanya memiliki pemikiran bahwa 'jika mendapatkan hasil belajar atau prestasi yang memuaskan, maka mereka akan disayang. dan sebaliknya 'jika mereka mendapatkan hasil belajar atau prestasi yang buruk, maka mereka tidak akan mendapat kasih sayang (seperti dimarahi, diancam, dll), dan beranggapan bahwa 'orangtua tidak menerima segala bentuk kegagalan yang dialami anak'. 

Selain itu, akibat daripada tuntutan tersebut maka peserta didik akan menganggap pendidikan merupakan sebuah beban kehidupan harus dipenuhi dengan hasil yang baik.  Pada mental, tekanan yang dialami peserta didik dapat menimbulkan stress yang mana akan mempengaruhi kemampuan berpikirnya. 

Sakinatur Rahmawati (2017) dalam jurnalnya mengutip pernyataan Goff (2011) bahwa Peningkatan tingkat stres/tekanan akademik akan menurunkan kemampuan akademik yang berpengaruh pada indeks prestasi. Beban yang dirasa terlalu berat akan memicu gangguan memori, konsentrasi, penurunan kemampuan menyelesaikan masalah dan kemampuan akademik seperti ketidakpercayaan akan kemampuan diri sendiri dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah, menjadi pemalu atau enggan untuk bergerak dari zona nyamannya, dan lain sebagainya . 

Agmarisa M (2023) juga melakukan penelitian pada responden siswa SMP yang dinyatakan jika mereka mendapat berbagai macam tekanan yang diberikan orangtua (mulai dari yang ringan sampai yang berat) terkait nilai akademik di sekolah. Tekanan yang diberikan oleh orangtua tidak diimbangi dengan dukungan kepada anak. 

Namun disisi lain, derita stress yang dialami peserta didik terkadang juga memberi dampak positif karena beberapa peserta didik akan terbangun atau  memiliki acuan semangat untuk terus belajar tetapi akan muncul sikap perfeksionis (selalu ingin menjadi yang paling unggul) pada peserta didik. 

Tuntutan akademik memungkinkan anak berbuat kecurangan demi mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai dengan yang diinginkan orangtua (Sarita, 2015). 

Berdasarkan penelitian Muhsin E, (2018) menyatakan bahwa kebanyakan mahasiswa melakukan kecurangan seperti menyontek dan plagiasi dibawah tekanan orang tua. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Luthfi Lusiane (2018), para pelajar yang memiliki tuntutan orangtua untuk mendapat nilai yang tinggi dan sikap perfeksionis berhubungan secara signifikan dengan kecurangan akademik.

Obsesi orang tua terhadap hasil belajar dan prestasi peserta didik dapat disimpulkan bahwa dapat berdampak pada psikis anak yang juga akan mengganggu atau merusak kemampuan mengingat, konsentrasi, penurunan kemampuan menyelesaikan masalah, serta kemampuan akademik anak. Seringkali ditemukan peserta didik yang terbiasa mengandalkan kunci jawaban/contekan atau peserta didik yang enggan aktif di kelas karena takut salah, inilah hasil dari ketidakpercayaan diri anak akan kemampuannya sendiri. 

Menurut saya, memberi acuan kepada anak untuk meningkatkan prestasinya boleh saja dilakukan, namun tentu harus diseimbangi oleh dukungan secara mental seperti diperhatikan atau dituntun dalam proses belajarnya. Agar anak tidak merasakan atau mengalami tekanan dari orang tua, maka orang tua harus bersahabat dengan anak mereka (Irawati, 2021). 

Ketika anak gagal, bukan berarti orangtua berhak untuk menghakiminya dengan beralasan 'agar si anak belajar dari kesalahannya', tetapi sebagai orangtua perlu untuk membimbingnya kembali serta mencari tahu apa pemicu anak tersebut gagal pada hasil belajarnya. Berilah dukungan atau apresiasi agar anak merasa dihargai usahanya.  

Bukan hanya anak yang perlu belajar, namun sebagai orang tua perlu juga untuk belajar mengenai parenting agar keduanya saling mengerti kemampuan yang dimiliki anak tanpa harus membandingkan hasil yang didapatkan oleh anak orang lain. Dengan begitu, proses tumbuh kembang anak akan optimal dan terhindar dari berbagai macam tekanan, intimidasi, dan rasa takut.

REFERENSI

Lusiane, L. (2018). Tekanan Orangtua, Perfeksionisme, dan Ketidakjujuran Akademik pada Pelajar di Jakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi MINDSET, 9(01), 60-77.

Miranda, C. A., & Uyun, M. (2023). Impact Academic Pressure and Academic Ability Against Academic Cheating Dampak Tekanan Akademik dan Kemampuan Akademik Terhadap Kecurangan Akademik. Psikoborneo, 11(1), 117-123.

Rahmawati, S., & Indriayu, M. (2017). Pengaruh tekanan akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa pendidikan ekonomi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret. Jurnal Pendidikan Bisnis Dan Ekonomi, 3(2).

Mawardi, A., Wibisono, A. Y. G., & Faridah, I. (2023). Hubungan Tekanan Orang Tua Terhadap Nilai Sekolah Dengan Tingkat Stres Anak Usia Sekolah Di SMP Negeri 2 Rajeg. Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu, 1(3), 115-118.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun