Cobalah belajar untuk ikhlas dan ajarilah telinga kita untuk ikhlas. Maksud dari "telinga kita untuk ikhlas" adalah telinga kita ini belajar mendengarkan sesuatu itu karna Allah, bukan karna kita atau pun karna orang lain.
Kalau karna kita berarti kita hanya mendengarkan sesuatu yang menyenangkan hati kita. Kalau karna orang lain, kita hanya mendengarkan orang-orang yang menurut kita "respect" atau pun yang menurut kita "keren", kalau orang yang kita sebal kita tidak mau mendengar. Tapi, dengarkanlah karna Allah. Kalau karna Allah asalkan itu kebaikan dan kebenaran kita terima dari siapa pun atau dari musuh sekali pun.
Apa kata Nabi "Terimalah kebaikan walaupun keluarnya dari mulut seorang Budah Habasyah" artinya bukan karna siapa yang berbicara, bukan seperti apa ucapannya tetapi intinya adalah kebaikan dan dengarkan saja dan itu bukan mengkritik kita itu justru sesuatu yang baik buat kita.
"Kaum muslimin lebih berhak menerima kebaikan ini dari pada orang lain" sehingga terimalah kebaikan itu dari siapa pun. Tidak boleh sombong, jangan sampai kita mengingkari kebenarannya dan kebaikan gara-gara kebenaran dan kebaikan itu keluar dari orang yang lebih rendah dari pada kita. Jangan sampai kita menolah sesuatu kebaikan hanya karna kebaikan itu di tampakkan oleh orang yang menurut kita tidak baik karna belum tentu menurut Allah itu tidak baik.
Belajarlah dari semua orang dan dari kritik semua orang. Bahkan seorang Nabi pun di kritik oleh sahabat dan beliau tidak marah.
wamaa umiruu illaa liya'budullooha mukhlishiina lahud diina
Â
"tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beibadah kepada Allah dalam keadaan ikhlas dan hanya semata-mata untuk agama Allah"
Di dalam sebuah hadits yang sangat terkenal Rasullullah S.A.W bersabda :
Innamal a'malu binniyat berpasangan dengan kalimat wa innama likullimri'in maa nawaaa
Â
"Sesungguhnya semua amal itu, semua perbuatan, semua ibadah tergantung kepada niat dan sesungguhnya seseorang diberikan balasan sesuai dengan apa yang dia niatkan."
Â
Dalam hadits yang lain sesungguhnya nabi juga bersabdaÂ
Â
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian, Allah tidak melihat kepada perbuatan kalian, Allah tidak melihat kepada harta kalian. Tetapi, Allah melihat kepada hati kalian."
Â
Ayat-ayat dan Hadist-hadist diatas semuanya menjelaskan kepada kita tentang pentingnya ikhlas dalam beramal karena ikhlas itu bisa dikatakan sebagai nyawanya  amal soleh. Amal soleh yang tidak dibarengi dengan keikhlasan seperti jasad tanpa nyawa, maka dia disebut sebagai mayat (orang yang mati) dan orang yang mati mayat ini tidak bisa bermanfaat, tidak juga bernilai.Â
Sesuatu yang bernilai ketika ada ruhnya atau ada nyawanya. Begitu juga dengan teknologi, kita memiliki perangkat yang bagus tetapi kalau tidak ada softwarenya, tidak ada datanya, maka tidak bernilai.Â
Â
Masih kah kita ingat Ketika misalnya kita mengalami musibah handphone kita rusak, laptop kita rusak, lalu kita merasakan sedih karna perangkatnya handphonenya rusak. Tetapi, apa yang paling kita sedihkan? kehilangan apa yang paling besar muncul ketika handphone kita rusak? Bukan handphonenya, kita bisa membelinya. Tetapi, yang paling berharga yang kita ngerasa kehilangan itu adalah datanya, fotonya, chatnya, beberapa file yang simpan diperangkat itu itulah nilainya, ikhlas dalam amal.
Sehingga kata nabi Allah tidak melihat perangkatnya, Allah tidak melihat packagingnya, casingnya, tetapi Allah melihat data yang ada di dalam perangkat tersebut kalau kita analogikan dengan perangkat atau pun handpohone. Maka dari itu niat dan ikhlas itu menjadi syarat yang sangat penting dalam beramal. Orang bisa saja beramal dengan amalan yang luar biasa sampai mebuat malaikat merasa cemburu. Tetapi, kalau niat nya melenceng maka amalannya sama sekali tidak bernilai dimata Allah SWT.Â
Â
Bagaimana kita belajar tentang ikhlas agar amal kita diterima oleh Allah ? dan Allah membalas kita pahala ataupun jaza balasan itu tergantung niat bukan tergantung amalan. Ada orang yang beramalan kecil, tetapi karena niatnya karena Allah maka Allah membalas niatnya. Ada orang yang ketika beramal dia salah, dia keliru, dia lupa, tetapi niat nya benar, maka Allah memberikan dia balasan seperti niatnya bukan seperti amalanya.Â
Â
Bagaimana kita belajar menjadi ikhlas? Salah satu cara belajar ikhlas adalah belajar memperbanyak amal rahasia. Karana amal soleh itu ada dua, yaitu ada yang rahasia dan ada yang tampak. Kita mungkin selama ini banyak sekali menampakkan amal-amal kita kepada makhluk, kepada manusia, (kita posting, kita story, kita feed, kita update status) ini adalah amalan -- amalan yang tampak, amalan ini baik, tetapi tidak melatih keihklasan kita. Ketika kita tidak belajar ikhlas amalan -- amalan kita yang tadi luar biasa bisa saja rusak dan tidak ternilai dimata Allah SWT. Maka untuk belajar ikhlas itu coba kita belajar menikmati amalan rahasia (kunci ikhlas yang luar biasa).Â
Â
Apa itu amalan rahasia ? amalan yang tidak tau kecuali kita dengan Allah saja, amalan yang bahkan orang terdekat saja tidak tau, pasangan kita tidak tau, orang tua kita tidak tau, teman kita tidak tau, hanya Allah dan kita saja yang tau. Orang yang ikhlas itu adalah orang yang takut dikenal , takut diketahui orang, takut dibicarakan orang, takut dipuji orang. Kita terkadang kecewa Ketika kebaikan kita tidak dihargai, tapi orang yang ikhlas justru takut Ketika dihargai. Kita kadang -- kadang merasa kecewa Ketika amal baik kita itu tidak di puji, tetapi orang ikhlas takut Ketika dia di puji dan kadang menangis ketika di puji. Terkadang kita merasa kecewa Ketika ada yang kita lakukan luar biasa tidak diketahui orang banyak, tidak dinilai, tidak di komen, dan orang yang ikhlas justru takut diketahui orang banyak, takut di repost. Apakah kita sama seperti itu ?
Â
Belajar ikhlas salah satunya adalah dengan menikmati ibadah rahasia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI