Bad mood merupakan istilah Bahasa Inggris yang sering sekali digunakan oleh orang Indonesia akhir-akhir ini. Menurut google translate, bad berarti buruk; jahat; atau jelek, sedangkan mood artinya suasana hati atau keadaan jiwa. Jadi, kalo saya simpulkan bad mood yang sering digunakan dan yang saya maksud kali ini adalah suasana hati yang sedang buruk. Kata lain dari bad mood yang juga sering sekali digunakan adalah kata bete. Saya jadi bertanya-tanya, bete itu apa? darimana? kenapa bisa jadi kata "bete"? Yah, intinya adalah "bagaimana asal muasal kata bete?" Berbekal internet yang selalu aktif 24 jam dan perasaan saya sendiri yang sedang bad mood, saya melakukan penelusuran di google. Tidak sulit ternyata. Begitu saya ketik "bete adalah" di kolom search yang disediakan, jawaban yang saya butuhkan muncul di kotak kedua. Bete, atau yang sebenarnya BT, merupakan singkatan dari kata Boring Time, Boring Today, Boring Total, Bosan Total atau Bad Tempered. Intinya, istilah BT itu digunakan saat seseorang merasakan jenuh atau suasana yang kurang enak untuk dinikmati. Tren istilah BT juga telah berkembang sejak sekitar tahun 2000. Namun, tampaknya kembali populer pada taun 2008, saat Dewiq dan Indra Bekti menjadikannya sebuah lagu, yang liriknya "bete.. bete.. bete.. ah! basi.. basi.. basi.. basi lo!" Tapi ada arti lain dari istilah BT yang digunakan oleh para pemakai/pecandu narkoba (junkies). BT singkatan dari Bad Trip atau Batal Tripping, buat para pemakai ekstasi di awal 90-an. Istilah bad trip itu terjadi ketika seorang sedang berada dalam keadaan high namun ada gangguan spontan, yang buat mereka langsung down. Seiring dengan waktu berjalan, istilah BT bergeser menjadi istilah yang telah saya uraikan di atas. Menjadi lebih mudah disinkronisasikan dengan keadaan sehari-hari. Ciri-ciri BT menurut sebagian besar orang :
- Cemberut, suram, mood hilang,
- Cenderung berkata ketus, dan tidak mau diganggu oleh siapa pun, serta
- Mudah tersinggung oleh perkataan orang di sekitarnya.
Seperti hari ini, saya sangat tidak bersemangat, inginnya selalu marah-marah dan sering melakukan tindakan impulsif. Banyak kejadian yang memicu saya menjadi BT. Salah satunya adalah lelah pikiran. Ketika terlalu banyak hal yang harus dilakukan dalam satu waktu, dan kita memaksakan diri maka mood akan langsung menurun ke tingkat BT. Apalagi, sebenarnya kita dapat dibantu oleh orang lain, namun orang tersebut tidak mau atau tidak bisa membantu. Trigger-nya jelas menjadi lebih nyata dan lebih kuatt untuk memicu BT itu semakin menjadi. Haaah, pada titik itulah saya tidak bisa menangani BT saya. Sungguh melelahkan jadi manusia. Harus pintar-pintar bersabar dan menahan diri. (sumber asal usul BT : rendy-ramon.blogspot.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H