Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

16 Tahun Kompasiana: Menjejak Perjalanan, Mengukir Asa dan Ingatan

7 Oktober 2024   15:12 Diperbarui: 9 Oktober 2024   12:16 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya saat ikut Internasional Conference Sound of Borobudur di Magelang bersama Kompasiana dan Kemenparekraf (dok.pri) 

"Aku menulis maka aku ada" Kang Maman 

Hari itu sebuah notifikasi berbunyi di ponsel, menandakan ada pesan masuk yang harus dibaca. Ternyata, itu dari Rana, teman SMP yang sudah lama tak bersua. Rana bercerita bahwa ia rindu dengan saya dan berniat bersilaturrahmi. 

Tanpa ragu sedikit pun, Rana mengetikkan nama saya di google. Dan ternyata, mulai dari instagram, twitter hingga Facebook muncul informasi mengenai saya. Termasuk akun Kompasiana dengan nama Nurul Mutiara R A ini. 

Memperbanyak tulisan di blog pribadi, media sosial maupun Kompasiana ternyata mampu mempermudah orang lain mencari nama saya di google. Bagaimana dengan namamu? 

"Aku menulis maka aku ada". 

Saya setuju dengan judul buku karya Kang Maman. Menulis mengarahkan manusia pada keabadian. Bukan keabadian jiwa tapi memori-memori yang membekas sempurna untuk dikenang orang lain, nantinya. 

Meski raga sudah tak ada. Tapi catatan-catatan sepanjang hidup yang dituliskan tak akan pernah sirna. Ia akan dilungsurkan dan dibaca terus-menerus oleh penikmatnya. 

Hal itulah yang menjadi bukti mengapa Sapardi Joko tetaplah hidup meski sudah berpulang. Karya-karyanya akan selalu abadi. 

Kembali ke sahabat saya Rana. Siang itu, Rana bertanya,

"Kamu nulis juga ternyata Rul, padahal dulu zaman SMP, kamu lebih banyak gambar ya daripada nulis-nulis di buku"

Entahlah, saya juga tak mengingat alasan saya mulai menulis. Hal pasti, saat pertama kali kuliah, seorang teman dari jurusan Sastra Indonesia memperkenalkan saya platform Kompasiana untuk berbagi cerita. 

Kala itu saya tertarik dengan salah satu lomba yang diadakan oleh Kompasiana dan BNPB. Lomba bertema tentang peran radio sebagai pembangun budaya sadar bencana bagi masyarakat. 

Saya memang tak menjuarai lomba tersebut. Tapi, mulai dari sanalah, saya menjadi senang menulis sampai sekarang ini. 

Seperti apapun, 16 Tahun Kompasiana, bukan perjalanan yang mudah. Baik platform ini maupun saya sebagai penulis, punya jejak-jejak dan memori tersendiri. Every story matters.

Kompasiana pernah mengantarkan saya menjejak ke Jakarta dan Magelang karena lomba menulis yang diadakannya. Seperti lomba menulis kerjasama dengan Bank Indonesia tahun 2020 silam, serta Sound of Borobudur. 

Saya saat ikut Internasional Conference Sound of Borobudur di Magelang bersama Kompasiana dan Kemenparekraf (dok.pri) 
Saya saat ikut Internasional Conference Sound of Borobudur di Magelang bersama Kompasiana dan Kemenparekraf (dok.pri) 

Rasanya bagaimana? Tentu saja sangat menyenangkan. Mencetak memori bersama Kompasiana menjadi track record perjalanan saya sebagai penulis yang selalu belajar. 

Kompasiana dan Bank Indonesia memberi kesempatan saya menjejak ke Jakarta (Dok.Pri) 
Kompasiana dan Bank Indonesia memberi kesempatan saya menjejak ke Jakarta (Dok.Pri) 

Selama 16 Tahun Kompasiana, tulisan saya sudah berjumlah 135 dengan rincian 51 pernah jadi artikel utama dan 124 menjadi artikel pilihan. 

Tak terbayang rasanya masih bisa tetap aktif menulis meski tidak setiap hari. Saya hanya berharap, minimal 1 kali dalam sebulan ada tulisan yang saya posting di Kompasiana. 

Btw, beberapa kali saya juga mendapatkan K-reward dari tulisan-tulisan saya. Ya, meski jumlahnya hanya cukup untuk memperpanjang akun premium di Kompasiana dan jajan seblak, its okaylah. 

Saat ini, saya belum memaksimalkan tulisan untuk tujuan k-reward, sebab, kalau saya lihat, k-reward belum bisa memberikan pendapatan signifikan bagi penulis. 

K-reward hanya saya fungsikan sebagai hiburan dan tambahan pendapatan saja. Meski demikian, saya tetap bahagia bila k-reward yang saya dapatkan telah terkirim ke gopay. 

Kedepannya, saya berharap akan lebih banyak menorehkan jejak-jejak karya melalui Kompasiana. Syukur-syukur diadakan lomba dan menang sehingga bisa kembali bertualang ke kota lain. 

Akhir kata, selamat bertambah angka menjadi 16, Kompasiana. Di usia remaja (jika manusia), asa para penulis ikut membersamai langkah-langkahmu. Salam hangat dari Nurul Mutiara R A

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun