"Aku menulis maka aku ada" Kang MamanÂ
Hari itu sebuah notifikasi berbunyi di ponsel, menandakan ada pesan masuk yang harus dibaca. Ternyata, itu dari Rana, teman SMP yang sudah lama tak bersua. Rana bercerita bahwa ia rindu dengan saya dan berniat bersilaturrahmi.Â
Tanpa ragu sedikit pun, Rana mengetikkan nama saya di google. Dan ternyata, mulai dari instagram, twitter hingga Facebook muncul informasi mengenai saya. Termasuk akun Kompasiana dengan nama Nurul Mutiara R A ini.Â
Memperbanyak tulisan di blog pribadi, media sosial maupun Kompasiana ternyata mampu mempermudah orang lain mencari nama saya di google. Bagaimana dengan namamu?Â
"Aku menulis maka aku ada".Â
Saya setuju dengan judul buku karya Kang Maman. Menulis mengarahkan manusia pada keabadian. Bukan keabadian jiwa tapi memori-memori yang membekas sempurna untuk dikenang orang lain, nantinya.Â
Meski raga sudah tak ada. Tapi catatan-catatan sepanjang hidup yang dituliskan tak akan pernah sirna. Ia akan dilungsurkan dan dibaca terus-menerus oleh penikmatnya.Â
Hal itulah yang menjadi bukti mengapa Sapardi Joko tetaplah hidup meski sudah berpulang. Karya-karyanya akan selalu abadi.Â
Kembali ke sahabat saya Rana. Siang itu, Rana bertanya,
"Kamu nulis juga ternyata Rul, padahal dulu zaman SMP, kamu lebih banyak gambar ya daripada nulis-nulis di buku"