Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bangku-Bangku Besi dan Sebentuk Upaya Melepaskan Beban Pikiran

22 September 2024   08:52 Diperbarui: 22 September 2024   19:10 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuannya, supaya mereka-mereka yang tengah resah dengan kehidupan, bisa menghela nafas, duduk di kursi, sembari menonton motor atau mobil berlalu lalang. 

Menjaga Mental Health itu Penting! 

Bangku-bangku kosong di taman atau di depan minimarket menjadi saksi bisu bagi orang yang tengah menjaga mental health mereka. Bagi mereka, berada di tempat itu barang semenit atau 3 menit mampu meruntuhkan beban sesaat. 

Tanpa bisa dijelaskan, melihat kendaraan berlalu lalang menjadi obat mujarab. Mengapa saya tahu? Sebab, saya juga pernah mengalaminya. Ada waktu ketika merasa burn out. 

Saat burn out, tak ada gairah sama sekali untuk beraktivitas. Mau tidur pun, mimpi buruk selalu datang, akhirnya terbangun dalam kubangan keringat. 

Jika sudah mengalami burn out, satu-satunya yang bisa meredakan adalah keluar rumah, berkeliling naik motor, entah kemana. 

Bila ada minimarket, biasanya saya berhenti untuk membeli minuman atau snack, setelah itu duduk di bangku kosong depan minimarket. 

Selama kurang lebih 15 menit, saya akan duduk di bangku tersebut sembari makan dan minum. Pun dengan bangku kosong di taman. Itu juga jadi tujuan melepas resah ala saya. Setidaknya, itu bisa menjaga mental health yang awut-awutan. 

Meski demikian, saat kita bermaksud melepas resah dengan duduk di bangku kosong, kita juga perlu berhati-hati, terlebih bila seorang perempuan. 

Pastikan memilih lokasi yang aman dan banyak orang. Selain itu, cek waktu duduk. Jangan sampai lewat pukul 21.00 atau malah sampai tengah malam. Bahaya. 

Pengalaman, saya pernah didatangi oleh orang asing yang ikut duduk bersama dan ngajak ngobrol ngalor-ngidul tentang banyak hal. Masalahnya, lama-lama orang tersebut tidak beretika dan menyinggung hal privat. Jelas hal itu perlu diwaspadai. 

Beruntung, dia akhirnya pergi setelah saya terlihat marah dan bicara dengan nada tinggi. Pada intinya, mau melepas penat pun, kita tetap harus berhati-hati. Kejahatan tak memandang tempat, situasi atau bahkan perasaan kita yang tengah resah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun