Ya masak, hanya berbekal KTP dan nomor HP, orang sudah bisa meminjam uang. Kalau seperti ini caranya, makin banyak korban penyalahgunaan data. Alih-alih mendapat kerja malah mendapat sial karena ditagih debt Collector.Â
Di dunia ini, orang jahat itu banyak. Perkara mendapat uang bisa melalui data orang lain. Tak hanya melalui modus lamaran kerja. Beberapa waktu lalu, sebuah berita soal jualan minyak murah dengan syarat selfi dengan KTP juga marak.Â
Para pelaku menyasar para ibu atau orang sepuh yang biasanya kurang update informasi soal penipuan. Demi minyak goreng Rp 5000, data bisa disalahgunakan, ketenangan pun melayang karena telepon beruntun dari pinjol.Â
Baca juga :Â Demi Minyak Goreng Murah, Diminta Selfie KTP? Jangan Mau, It's Trap!
Ngeri bukan? Jelas. Saya saja ketika membacanya langsung menyimpan rapat-rapat KTP di tas. Takut sekali bila jatuh lalu ditemukan oleh orang jahat.Â
Sekarang ini, kemudahan meminjam di pinjol menginisiasi para penjahat untuk mencari celah. Mereka akan berusaha mendapatkan identitas lebih banyak orang agar bisa dipakai apply pinjol.Â
Adanya masalah ini, saya harap, pemerintah melalui OJK bisa bertindak tegas dengan mencanangkan aturan peminjaman dana di pinjol.
Jangan sampai, memakai identitas sembarangan orang, tapi tetap di-Acc oleh pihak pinjol karena syarat yang begitu mudah yakni berbekal foto KTP atau Selfie KTP.
***
Baiklah, itu dia uneg-uneg dan keresahan saya soal pinjaman online yang kian mudah memberikan dananya, sehingga berpotensi menciptakan kejahatan pencurian data dan penggelapan dana.Â
Mengapa saya menulis ini? Saya hanya ingin memberi masukan pada pemerintah selaku pembuat kebijakan. Sebab, kalau bukan pemerintah yang melindungi kepentingan warga negaranya, siapa lagi?