Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bisakah Indonesia Melindungi Badak Layaknya Tiongkok yang Menjaga Kelestarian Hewan Panda?

14 Juni 2024   14:09 Diperbarui: 15 Juni 2024   08:00 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kalian pernah mendengar istilah Diplomasi Panda? 

Diplomasi panda merupakan upaya Tiongkok menjalin persahabatan pada negara lain dengan mengirimkan hewan pandanya ke negara tersebut. Tujuannya untuk pertukaran budaya, penyebaran ilmu pengetahuan atau pendidikan publik (State Forestry Administration of China, 2014).

Ilustrasi panda (sumber gambar: pixabay/Adrian)
Ilustrasi panda (sumber gambar: pixabay/Adrian)

Beberapa waktu lalu, panda yang lahir di Korea Selatan bernama Fu Bao sempat membuat terenyuh netizen karena hubungan antara ia dan penjaganya.

Fu Bao lahir dari panda raksasa bernama Ai Bao dan Le Bao. Kedua panda tersebut dikirim oleh Tiongkok pada tahun 2016 dan memiliki kontrak berada di Korea Selatan selama 15 tahun.

Nantinya, semua panda yang lahir dan berada di seluruh dunia akan diminta kembali oleh Tiongkok. Sebab, itu merupakan harta nasional negara tersebut. Para panda yang telah dikembalikan bakal dibawa ke habitat aslinya di Provinsi Sichuan. Keren ya diplomasi panda.

Melihat betapa seriusnya negara tirai bambu merawat dan mengembangbiakkan panda-panda mereka, membuat saya merasa bahagia sekaligus sedih. 

Saya bahagia karena masih ada negara yang peduli dengan hewan nasionalnya dan berusaha semaksimal mungkin agar mereka tidak punah. Tapi pada sisi lain, saya sedih melihat Indonesia belum bisa mencontoh usaha Tiongkok melindungi panda, dengan mengembangbiakan badak jawa secara intensif.

Pada 30 Mei 2024, Polda Banten menangkap 14 orang pemburu badak di Taman Nasional ujung Kulon. Tak tanggung-tanggung, jumlah badak yang mati berjumlah 26 ekor dalam kurun waktu 4 tahun.

Membaca berita perburuan 26 badak, sangat menghantam perasaan saya, mungkin juga kalian semua. Bayangkan, para pemburu ini membunuh badak dan mengambil cula untuk dijual dengan harga ratusan juta. 

Mirisnya, lokasi perburuan berada di Taman Nasional yang notabene digunakan untuk konservasi dan tak boleh sembarangan orang mengangkat senjata di dalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun