"Semoga bisa jadi kaya raya sehingga mampu berdonasi ke masjid-masjid dan lembaga donasi lainnya"
Beberapa waktu lalu, saya sempat berpikir demikian. Saya berjanji pada diri sendiri untuk berdonasi ketika memiliki uang banyak. Namun kemudian, sebuah cerita melalui reels instagram membuat saya berubah pikiran.
Dalam reels tersebut, diceritakan mengenai seorang anak yang menabung uang sedikit demi sedikit untuk membeli kambing dan akan disedekahkan ketika hari raya Idul Adha tiba.
Bocah tersebut tidak kaya raya. Dia hanya seorang anak dari penjual buah-buahan di pasar. Terbiasa hidup sederhana. Bisa dilihat dari rumah dan pakaiannya.Â
Hanya saja, keinginan berbagi dalam diri si bocah begitu luar biasa. Keinginan berbagi itulah yang membuat ia rela menyisihkan uang jajannya demi membeli hewan kurban.Â
Semenjak melihat itu, saya jadi berpikir bahwa bersedekah atau berdonasi itu tak harus menunggu kaya raya.Â
Meski uang di tabungan belum mencapai Rp 5 Milyar (ngarep banget yak), berdonasi di masjid bisa tetap dilakukan kok melalui kotak amal yang disediakan.Â
Pada bulan ramadan lalu, di depan masjid tempat saya buka puasa bersama, diadakan program Jumat Berkah. Kegiatan tersebut berupa pembagian takjil dan sembako.Â
Banyak sekali orang datang untuk meminta takjil maupun sembako. Ada orang tua, remaja hingga anak-anak. Mereka semua antusias dan bahagia meski sempat berdesakan.Â
Sore itu, saya hanya mengamati keramaian itu sembari memotretnya. Saya hanya berpikir, betapa pentingnya peran masjid dalam menyalurkan donasi dari masyarakat kembali ke masyarakat.Â
Disamping bermanfaat bagi masyarakat, donasi juga berguna untuk kemaslahatan masjid maupun pengelolanya. Tiap masjid selalu memiliki marbut yang bertugas untuk merawat dan menjaga kebersihan masjid.
Misalnya menjaga karpet sholat agar tetap bersih, membersihkan lantai, halaman masjid, membersihkan toilet agar nyaman digunakan, hingga mencuci mukena milik jamaah melalui laundry.Â
Melihat kinerja mereka sehari-hari yang penuh dedikasi, maka kesejahteraan marbut masjid juga perlu diperhatikan. Terkadang, kita tak tahu dan kerap abai akan keberadaan mereka.Â
Biasanya, tiap marbut dibayar dari pemasukan yang didapatkan masjid yakni melalui para donatur. Dengan demikian, donasi atau sedekah yang kita berikan sangat penting.Â
Harta yang kita miliki mampu menunjang bukan hanya untuk masyarakat sekitar tetapi juga masjid beserta marbut yang mengelolanya.Â
Dan lagi, secara tidak langsung, kita kecipratan manfaatnya. Bila kita menjadi traveler misalnya, masjid juga multifungsi sebagai tempat ibadah, MCK, dan lokasi istirahat sementara sebelum melanjutkan perjalanan.Â
Betapa berharganya masjid ketika berada di rest area atau tempat wisata. Dengan demikian, menjaga kebersihan dan kenyamanan masjid merupakan hal penting. Lalu, siapa yang berjasa dalam hal itu? Tentu saja para petugas masjid atau marbut.
Salah satu cara kita membantu menaikkan kesejahteraan mereka, ya melalui zakat, donasi atau sedekah yang kita keluarkan.Â
Oleh karena itu, ketika memiliki rezeki yang cukup untuk berdonasi, segera lakukan di masjid. Tak perlu menunggu sampai kita punya uang Rp 5 Milyar, karena mungkin memerlukan waktu lebih, hehe.Â
Harapan saya, melalui donasi yang kita berikan, semoga membawa berkah dan kelancaran untuk kehidupan kita. Kita gak, perlu kok bawa uang segepok lalu masukkan ke kotak amal, bawa uang semampu kita saja.Â
Bila punya Rp 1000, ya donasikan Rp 1000. Bila punya uang Rp 5000 berikan Rp 5000. Bila punya Rp 50.000 maka bisa beri Rp 10.000, Rp 20.000 atau sebagainya. Pokoknya nominal yang tidak memberatkan kita.Â
Baiklah, demikian sedikit uneg-uneg saya mengenai berdonasi di masjid. Semoga kita selalu diberi rezeki yang baik dan halal untuk diri sendiri, keluarga maupun untuk membantu orang lain. Amin.Â
Salam hangat dari Nurul Mutiara R A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H