Well, ini masih bicara dari sisi perempuan. Belum ketika berbicara dari sisi laki-laki. Laki-laki juga perlu mempersiapkan mental sebelum menikah. Tujuannya supaya gak kaget kalau menghadapi masalah yang tak bisa diprediksi.Â
Pernah membaca postingan dari Quora mengenai laki-laki yang tak mau membuat makanan dan kopi sendiri. Padahal si istri tengah menggendong anaknya yang menangis.Â
Menurut si suami, pekerjaan rumah tangga seperti mengurus anak, menyiapkan makan, mencuci dan membuat kopi seharusnya dilakukan oleh perempuan. Itu bentuk pelayanan terhadap suami.
Nah, pemikiran-pemikiran semacam inilah yang membuat pernikahan rentan terjadi konflik. Seandainya mental menghadapi ketegangan-ketegangan seperti ini tak dipunyai, bisa jadi perceraian menjadi pilihan ekstrem. Maka dari itu, mental yang kuat dan stabil harus dipersiapkan.Â
Next, about financial, why it is so important?Â
Tak dipungkiri kalau kesiapan finansial harus jadi pijakan ketika hendak menikah. Di masa mendatang, ada banyak biaya-biaya yang perlu dikeluarkan pasangan suami istri untuk menunjang kehidupan. Misalnya yang paling dekat, biaya melahirkan.Â
Setidaknya, pasangan yang hendak menikah telah memiliki rencana untuk 10 tahun mendatang. Misal soal tempat tinggal, tabungan dan juga segala biaya untuk kepentingan rumah tangga ke depan.Â
Bagi sebuah keluarga, finansial stabil merupakan dasar pertama untuk meminimalisir terjadinya konflik. Jangan sampai menikah hanya bermodal cinta dan nekat. Dijamin, itu gak menutup kemungkinan membuka prahara rumah tangga kedepannya.
Mengapa saya mengatakan demikian?Â
Yup, sudah banyak pengalaman dari orangtua, kerabat, tetangga hingga teman-teman di media sosial yang mengamini bahwa kematangan finansial sebelum berumah tangga itu penting.