Ada banyak cerita seperti Ratna ini ditemukan eksistensinya. Menikah itu keputusan seumur hidup. Melalui ikatan pernikahan, diharapkan muncul penyatuan antara dua insan untuk saling melengkapi. Bukan saling mendominasi. Â
Pada realitanya, banyak orang salah memilih pasangan hingga akhirnya harus menderita. Yang paling buruk, harus meregang nyawa karena mendapat kekerasan fisik dari pasangan toxic.Â
Mengapa Susah Lepas dari Pasangan Toxic?Â
Beberapa waktu lalu, Â diberitakan seorang dokter kabur dari rumah dan meminta pertolongan karena tindak kekerasan yang dialaminya. Pelaku kekerasan itu suami korban bernama Willy Sulistio.
Diketahui, dokter perempuan bernama Cory tersebut mengalami kekerasan fisik mulai dari dipukul, dilempar piring, hingga diancam menggunakan pisau.Â
Setelah ditelusuri lebih lanjut, dokter Cory telah mengalami kekerasan sejak lama. Hanya saja, ia tak melapor. Puncaknya saat si suami mengancamnya dengan pisau, ia baru berani untuk bersuara.Â
Netizen yang tahu mengenai sikap si suami segera membela si dokter. Mereka bahkan melaporkan si suami ke polisi. Tak beberapa lama, si suami pun ditangkap.Â
Anehnya, setelah si suami ditangkap oleh polisi, terdapat informasi lanjutan bahwa dokter Cory berkeinginan mencabut gugatan. Meski demikian, petugas tetap memproses kasus tersebut.
Mengetahui keputusan tersebut, netizen sempat kecewa. Sangat disayangkan bila dokter Cory tak memproses hukum suami yang sudah membuat ia ketakutan.
Why? Padahal ia sudah jadi korban kekerasan fisik dan terancam nyawanya. Kok masih aja mau mencabut tuntutan. Si dokter pun turut menyumbang deret kasus orang yang sulit menjauh dari tindak kekerasan.Â
Apa yang membuat manusia sulit menjauh dari pasangan toxic?
Bermacam pertanyaan muncul di benak. Mengapa korban sangat sulit untuk lepas dari jeratan iblis pelaku kekerasan. Apakah karena takut, merasa bersalah atau karena alasan memiliki anak (untuk pasangan yang telah menikah)?