Nangka muda yang telah dikumpulkan diolah menjadi cacahan kecil-kecil, kemudian dicampurkan kelapa parut, kecombrang, dan bumbu lainnya. Kemudian, semuanya dikukus menjadi satu dan jadilah Megono.
Semenjak itu makanan ini disebut dengan Megono yang merupakan singkatan dari Mergo Ono, yang berarti "yang ada". Penduduk cuma memiliki nangka muda yang melimpah dan dapat dijadikan hidangan untuk pasukan Mataram.
Meskipun sederhana, cuma berbahan dasar cacahan nangka muda, parutan kelapa dan bumbu seadanya. Nyatanya, mengonsumsi Megono bisa jadi sumber tenaga bagi pasukan untuk memperkuat ketahanan fisik.Â
Sejak saat itulah, Megono akhirnya dikenal oleh penduduk Kabupaten Pekalongan dan pamornya tersebar keluar wilayah. Hingga ia dijadikan salah satu makanan khas karena mudah ditemukan di tiap warung nasi.Â
So, jangan heran kalau berada di Kota Jakarta, Surabaya, Bandung atau Jogja, ada warung bertulis "Nasi Megono", kemungkinan besar penjualnya berasal dari Pekalongan.
Bisakah Megono Naik Kelas Suatu Hari Nanti?
Megono merupakan kuliner lokal yang sederhana namun memiliki nilai bagi masyarakat Pekalongan. Setiap ada acara besar seperti pernikahan, sunatan, 7 bulanan, pengajian, dan lain sebagainya, Megono wajib ada membersamai nasi dan lauk lainnya. Tak heran kalau cacahan nangka muda, gampang ditemukan di pasar maupun pinggir jalan.
BTW, meski Megono sangat lekat dengan masyarakat Pekalongan, namun makanan ini tak bisa dijadikan oleh-oleh ke kota yang letaknya jauh. Why? Itu karena, Megono merupakan makanan basah. Ia terbuat dari nangka muda dan kelapa parut sehingga mudah busuk. Nasi Megono hanya bisa bertahan selama 3-4 jam saja.
Suatu hari, saya pernah ditanya teman kosan tentang oleh-oleh khas Pekalongan. Ia bertanya  mengenai oleh-oleh yang bisa dimakan. Jelas saya bingung menjawabnya. Sebab, Pekalongan tak seperti Kebumen yang memiliki lanting (makanan kering).Â
Beberapa kuliner Pekalongan sifatnya basah dan hanya bisa dimakan di tempat. Katakanlah seperti Megono, Garang Asem, Pindang Tetel, Krico (keong sawah) atau Mie Kenyol yang bisa bertahan hanya beberapa jam saja.Â
Terkadang, melihat kenyataan bahwa Pekalongan kudu punya kuliner khas, saya ingin sekali bisa menjadikan Megono naik kelas. Yakni terlahir sebagai makanan yang bisa dijadikan oleh-oleh. Misalnya, Megono kering yang dikemas di dalam kaleng, layaknya sarden.