Bagi nelayan di Danau Zamrud, vampir listrik merupakan momok menakutkan. Seandainya ada vampir listrik maka lampu yang seharusnya bisa menyala 3-4 jam bisa menjadi lebih singkat karena cadangan listrik telah terkuras. Jelas itu mengkhawatirkan mengingat sumber penghasil listrik sangat terbatas.
Untuk masyarakat perkotaan yang memiliki sumber listrik melimpah, sering kali abai terhadap kebiasaan yang memunculkan vampir listrik. Padahal sekiranya lebih dicermati, vampir listrik bukan hanya membuat energi terbuang percuma tetapi juga menyebabkan dompet menjerit dan perubahan iklim.
Berdasar gambar di atas, ilustrasikan pada sebuah rumah yang menggunakan daya listrik 900 VA atau sebesar 720 watt, maka akan terlihat pembuangan energi yang terjadi.Â
Katakanlah ada 2 laptop, 1 komputer meja, 1 TV LCD, 5 charger ponsel dan modem yang masih terhubung dengan listrik, maka total energi terbuang dalam 1 jam ada 99 watt. Ini masih berbicara satu rumah lho, kalau 50 juta rumah? Yang bener aje, rugi donk!Â
Semakin besar kebutuhan energi listrik yang diserap, semakin besar pula bahan bakar yang diperlukan. Membiarkan vampir listrik merajalela di rumah bukanlah hal bijak mengingat sumber utama pembangkit listrik kita berasal dari energi fosil. Tercatat, 81% energi listrik di Tanah Air berasal dari batu bara, minyak bumi, dan gas bumi.
Menurut Arifin Tasrif selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia, sektor energi turut memiliki andil sebesar 38 - 40 % dari total keseluruhan emisi karbon nasional. Menurutnya, itu setara dengan 450 juta gas CO2 per tahunnya.
Salah satu kelemahan energi fosil yakni tidak ramah lingkungan. Hasil pembakarannya berperan dalam meningkatkan emisi gas rumah kaca di udara yang bermuara pada terjadinya perubahan iklim.
Memang, kita tak bisa menafikan bahwa energi fosil masih diperlukan dalam menghidupkan aktivitas industri, transportasi hingga rumah tangga masyarakat. Agar seimbang, pemerintah terus berupaya menekan laju emisi melalui transisi energi berbasis EBT.
Lebih lanjut, transisi energi sebetulnya bukan perkara ringan, dibutuhkan dana yang besar, SDM handal serta teknologi yang canggih. Oleh karena itu, penerapan transisi energi memerlukan waktu serta dukungan banyak pihak termasuk masyarakat.
Pentingnya Mantra Kesadaran Berenergi
Bentuk dukungan apa yang bisa dilakukan masyarakat sebagai upaya Pemanfaatan Energi?