Padahal, dibalik itu semua, Tuhan Maha adil. Siapa tahu kita memang tengah dijauhkan dari orang yang tidak tepat agar selamat, Meskipun dengan cara yang menyakitkan (awalnya).Â
Keempat. Capai Prestasi Sepuasmu
Ji Won dikarakteristikan sebagai perempuan tangguh dan cakap dalam bekerja. Ia punya pemikiran yang bisa memajukan dirinya dan perusahaan. Namun, setelah menikah dengan Min Hwan, ia harus resign dan akhirnya menidurkan prestasi dan skill dalam dirinya.
Tuhan memberi setiap orang kelebihan dalam diri mereka. Ketika mendapati bahwa memiliki prestasi dan skill dalam bekerja. Lebih baik capai prestasi setinggi mungkin sehingga ada rasa puas dalam diri.Â
Bagi perempuan, sesudah menikah, biasanya akan susah untuk memilih tetap bekerja atau mengurus rumah tangga. Hal itu karena kebiasaan atau stigma bahwa perempuan harus mengurus suami di rumah. Padahal, bila seseorang tipikal ingin berkarir tinggi, tak bekerja bisa sangat membosankan.
***
Seandainya hidup bisa seperti drama Korea Marry My Husband, tentu saja rasanya akan menyenangkan. Kita memiliki kesempatan kedua untuk memperbaiki tiap langkah keliru yang kita ambil.
Pada kenyataannya, tak ada namanya hidup kedua melalui time traveling. Manusia hanya bisa hidup sekali. Dengan demikian, mengambil tiap keputusan harus dipikirkan secara matang dan hati-hati agar tidak menyesal di kemudian hari.
Drama Korea Marry My Husband ini memang sekadar cerita fiksi, namun banyak hikmah yang bisa diambil melaluinya, termasuk menyoal memilih pasangan. So, mari mulai berpikir matang terhadap keputusan yang kita ambil.
Salam hangat dari Nurul Mutiara R A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H