Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saatnya Menjadikan Isu Lingkungan sebagai Kajian Krusial bagi Calon Pemimpin Negeri

24 Januari 2024   13:16 Diperbarui: 26 Januari 2024   22:20 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya calon pemimpin punya visi misi nyata perihal lingkungan hidup (sumber : pixabay) 

Pemilihan umum baik eksekutif maupun legislatif tinggal menghitung hari yakni pada bulan Februari mendatang. Pada tanggal 21 Januari 2024 lalu telah terselenggara debat cawapres kedua. Kali ini tema yang bakal didapuk adalah mengenai isu lingkungan. 

Isu lingkungan menjadi hal penting setelah terjadi perubahan pada musim yang begitu ekstrem. Kita mengenalnya dengan istilah perubahan iklim. Terasa bukan bagaimana cuaca saat ini tak bisa diprediksi. 

Musim hujan dan kemarau yang biasanya punya waktu 6 bulan, kini tak bisa ditentukan waktu pastinya. Akhir tahun 2023 lalu misalnya, waktu yang semestinya dibasahi hujan malah berubah menjadi kemarau. Temperatur udara mencapai 30-35° Celcius. 

Imbasnya, selain merasa kepanasan, sumber air warga mengalami kekeringan. Banyak tanaman mengering karena kekurangan air. Indonesia bahkan mengalami gagal panen yang mengharuskan impor bahan pangan dengan jumlah besar.Ya, saat ini kita benar-benar mengalami krisis iklim. 

Berdasarkan informasi dari Dinas Lingkungan Hidup, perubahan iklim terjadi ketika ada peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Kenaikan GRK terjadi karena berbagai aktivitas manusia seperti industri, transportasi, hingga penggundulan hutan (hutan sebagai penyerap GRK). 

Seandainya kondisi tersebut tak ditangani secara serius oleh pemerintah dan segenap pihak, maka bumi akan memiliki suhu ekstrem yang berakibat fatal bagi kehidupan.

Tatkala berbicara tentang lingkungan, tentunya ada banyak aspek terkait seperti kelestarian hutan, masyarakat adat, pelestarian flora dan fauna, limbah plastik serta masalah sampah. Semua itu menjadi poin penting yang perlu dikupas tuntas. 

Nah, melihat begitu banyaknya problematika mengenai lingkungan, maka sangat urgen ketika itu dijadikan kajian penting bagi calon pemimpin negeri, termasuk para capres, cawapres dan calon legislatif.

Dengan begitu, ketika mereka mengemban amanat sebagai wakil rakyat, mereka akan selalu mengupayakan program-program yang bersinergi dengan upaya kelestarian lingkungan.

Debat calon wakil presiden (Sumber : SS Liputan 6 SCTV)
Debat calon wakil presiden (Sumber : SS Liputan 6 SCTV)
Setelah menonton debat cawapres kedua, berikut ini visi misi yang bisa saya uraikan dari masing-masing paslon mengenai isu-isu lingkungan,

Paslon nomor 1

Paslon nomor urut 1 memiliki janji untuk meminimalisir angka impor pangan dari luar negeri. Jika terpilih, paslon 1 akan mendorong kemandirian pangan, meningkatkan produksi pertanian di dalam negeri, dan lebih banyak memperhatikan kepentingan petani dalam negeri.

Menyoal lingkungan hidup, paslon nomor 1 memiliki misi dalam untuk menguatkan pengelolaan lingkungan hidup. Hal itu antara lain diwujudkan dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilandaskan pada prinsip keadilan sosial dan keadilan ekologis.

Demi mengembangkan upaya agar tiap desa mampu bangkit, paslon nomor 1 juga menyinggung mengenai keinginannya untuk menaikkan dana desa yang semula Rp 1 Milyar menjadi Rp 5 Milyar. 

Paslon nomor 2

Seperti sebelumnya, paslon nomor urut 2 masih menitikberatkan pada program hilirasi. paslon ini memiliki keinginan untuk mendorong hilirisasi dan industrialisasi di segala bidang. 

Basisnya dengan penguatan SDA, meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan pekerjaan baru (Greenjob), dan lain sebagainya. Upaya hilirisasi akan dilakukan melalui transfer teknologi, mengembangkan SDM lokal, dan, menjaga lingkungan.

Paslon nomor 2 berjanji akan menjamin ketersediaan dan akses pupuk bagi petani untuk meningkatkan produksi, produktivitas panen dan hasil pertanian, serta pendapatan dan kesejahteraan petani.

Paslon nomor 3

Beberapa kali, disebutkan bahwa saat ini petani lokal masih belum bisa berjaya karena lemahnya hukum yang menaungi mereka. Banyaknya mafia hukum, memperlambat perkembangan petani lokal membuat mereka tak bisa berkembang. Akibatnya, kelompok rentan masih jauh dari kata sejahtera.

Paslon nomor 3 berjanji akan menghentikan alih guna lahan untuk memastikan lahan subur dan lahan produktif diberikan kepada petani kecil dan buruh tani, serta diperkuat dengan pengelolaan tata ruang yang adil dan berkelanjutan.

Mereka berjanji akan meningkatkan kesejahteraan kelompok rentan seperti petani, nelayan, dan peternak sehingga meningkatkan perdagangan yang produksi dalam negeri.

***

Bagaimana menurut kalian dengan konsep-konsep yang dikemukakan oleh tiap pasangan calon mengenai isu lingkungan. Apakah semakin mempertebal keyakinanmu untuk memilih salah satu? 

Meski begitu, dari semua poin-poin yang telah disampaikan, saya sangat menyayangkan jika pembahasan mengenai upaya menjaga kelestarian flora dan fauna belumlah ada. Padahal, beberapa waktu lalu kita kehilangan gajah di TN Tesso Nilo dan harimau di Medan Zoo.

Saya hanya berpikir bahwa negeri ini bukan hanya milik manusia saja. Ada juga hewan dan tumbuhan yang menjadi aset masa depan bangsa. Bila mereka selalu dianggap remeh, maka penghargaan atas nyawa flora dan fauna menjadi minim. Imbasnya perburuan liar masih merajai dan tak ada hukuman tegas.

Tak hanya itu saja, kita tahu bahwa perubahan iklim telah menjadi ancaman nyata bagi bumi di masa kini dan masa depan. Tapi bila dilihat, pada debat lalu, tiap paslon tak terlalu membahas upaya konkret untuk mengatasi perubahan iklim. 

Memang, ada pasangan calon mengungkapkan program EBT dan Tobat Ekologis sebagai dua hal penting. Namun, pembahasan lebih rinci justru bukan mengenai itu. Sangat disayangkan.

Baiklah, bisa jadi itu karena waktu yang sangat singkat sehingga masing-masing pasangan calon tak bisa mengungkapkan secara detail ide-ide pelestarian lingkungan yang mereka miliki, terutama menyoal perubahan iklim dan kerusakan hutan.

Meskipun debat mengenai isu lingkungan ini telah selesai, tetapi saya berharap bahwa tiap paslon akan merealisasikan segenap upaya untuk menjaga nyawa bumi kita. 

Yup, semoga di tahun 2060, Net Zero Emission bisa direalisasikan melalui program-program pemimpin terpilih sehingga perubahan iklim bisa terkendali dan bumi bisa lebih baik. Mari optimis dan memilih pemimpin yang peduli pada kelestarian lingkungan hidup. 

Salam lestari hangat dari Nurul Mutiara R A

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun